Mengapa mesti takut sama Intel di jejaring sosial? Intel juga manusia. Mereka hanya menjalankan kewenangannya demi profesi dan juga untuk menafkahi keluarganya. Pengalaman bergaul dengan intel-intel kampus zaman Orde Baru justru menambah keakraban dengan aparat sandi negara itu. Bahkan tidak jarang, aktifis kampusnya banyak yang direkrut jadi agen intel untuk mematai-matai teman-teman sekampusnya.
Berkaitan dengan RUU Intelijen, sebenarnya tanpa dimasukkan dalam klausul pun secara praktek  intel sudah berjalan di jejaring sosial. Para pengguna facebook, twiter, indoface, saya rasa telah lama digunakan oleh banyak orang termasuk agen intelijen untuk memantau informasi publik. Jadi tidak perlu takut bila intel berada di jejaring sosial.
Sebenarnya yang perlu dimonitor dalam RUU Intelijen adalah akuntalibitas organisasi intelijen negara. Selama ini, organisasi intelijen hanya bekerja untuk pemerintah yang berkuasa sehingga tidak jarang kepentingan partai penguasa juga menjadi pekerjaan para intelijen. Padahal, keberadaan intelijen bekerja semestinya untuk kepentingan masyarakat banyak atas nama kepentingan nasional, bukan kepentingan pemerintah atau partai politik berkuasa. Maka tak jarang, ada isu aparat intelijen turut bekerja untuk memenangkan kandidat tertentu pada pemilu padahal seharusnya aparat intelijen harus netral dalam even-even politik pragmatis seperti itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H