Mohon tunggu...
Muslimin Beta
Muslimin Beta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pemulung ilmu yang tinggal di SWIS (Sekitar Wilayah Sudiang),Makassar. Penggemar Sepakbola, blogger, peneliti, aktivis NGO, punya bisnis jaringan dan seorang citizen reporter yang berafiliasi pada organisasi Aliansi Penulis-Pewarta Warga Indonesia (APPWI), www.appwi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepiring Kero, Teman Nonton Laga Final Piala Dunia 2010

12 Juli 2010   04:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_191798" align="alignright" width="150" caption="Kostum timnas Belanda, spesialis Runner Up Piala Dunia"][/caption] Tahukah Anda, apa itu Kero? Kero (Bahasa Makassar/Jeneponto) adalah jagung muda yang dikupas bijinya lalu digoreng hingga masak. Kero, saya masukkan sebagai sejenis makanan ringan, meski bahan dasarnya jagung bukan sejenis makanan ringan. Jagung mengandung karbohidrat, jadi sebenarnya bukan kategori makanan ringan. Namun bila  biji jagung  diolah jadi Kero, maka bisalah disebut makanan ringan. Ceritanya, setelah pulang berakhir pekan di tiga desa di Gowa, pulangnya membawa oleh-oleh jagung masak dan jagung mentah. Pada jalan poros Samata, jalan alternatif warga kota Makassar bila ke dan dari Malino, banyak dilalui para lapak-lapak dan balai-balai penjual jagung masak lengkap dengan bumbu sederhana berupa garam yang sudah ditumbuk bersama cabe dan jeruk nipis. Sesampainya di Makassar pada sore hari, badan terasa pegal dan butuh istirahat. Padahal malamnya rencana akan menghadiri acara Nonton Bareng Final Piala DUnia 2010 antara Spanyol versus Belanda.  Ada dua pilihan tempat nonton bareng yang rencana saya ikuti yakni di Hotel Clarion dan di Carrefour Pengayoman. Namun keduanya batal saya pilih dan memilih berdamai dengan rasa pegal dengan istirahat di rumah. Resikonya, laga penting itu hanya disaksikan sendiri, teriak sendiri, senyum sendiri, marah-marah sendiri. Untungnya, laga penting itu ditemani sepiring makanan ringan kegemaran saya: Kero. Sepiring Kero jadi teman setia menemani detik-detik kekalahan tim oranye Belanda bertekuk lutut pada detik-detik akhir pertandingan perpanjangan waktu 30 menit. Iniesta menghancurkan impian Belanda meraih gelar pertamanya di Piala Dunia dan impian masyarakat INdonesia yang berdiam di Maluku yang banyak mendukung Timnas Belanda karena pertalian darah. Kita tahu, dalam skuad Timnas Belanda, setidaknya ada tiga pemainnya yang memiliki darah Maluku yakni Giovani Van Bronchort, de Jong, dan John Keitinga. Kegagalan Belanda di Afrika Selatan menjadikannya sebagai timnas spesialis Runner Up Piala Dunia, setelah sebelumnya meraih posisi yang sama pada tahun 1974 dan 1978 ketika dikalahkan Jerman Barat dan Argentina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun