Kabar dibebaskannya 20 WNI yang disandera perompak Somalia merebak sepanjang hari ini, Minggu (01/05/11). Sejak pagi, koran online teman setia saya mengabarkan 20 awak MV Sinar Kudus yang dibajak sejak 16 Maret 2011. Sore harinya, media televisi baru ramai-ramai memberitakan melalui berita sore. Ditambah lagi konferensi pers yang digelar oleh pemerintah yang diwakili kalangan tentara.
Sepintas konferensi pers tersebut menyatakan adanya operasi militer untuk menuntaskan sandera. Namun ujung-ujungnya ternyata takluk oleh permintaan uang tebusan para perompak. Dengan bahasa yang berkelak-kelok, seakan-akan tentara sudah berhasil menaklukkan para perompak Somalia, namun uang juga yang membebaskan mereka, bukan operasi militer.
Pilihan memberikan uang tebusan 4,5 juta dollar AS menandakan penaklukan secara mentah-mentah rezim SBY terhadap perompak Somalia. Dunia akan mencatat betapa lemahnya Indonesia dibawah pemerintahan SBY yang mampu ditaklukkan oleh hanya sekawanan perompak. Kemana keberanian tentara-tentara republik yang gagah perkasa itu? Mereka para tentara tetap gagah berani. Yang tidak berani dan penakut adalah pemerintahannya.
Pemerintah bersembunyi dibalik argumentasi untuk menyelamatkan keselamatan nyawa para awak, maka ditempuh jalan negosiasi, bukan jalan militer. Pemerintah tidak berpikir panjang, tetapi memilih berpikir pendek. Besok-lusa, perompak Somalia akan semakin sering mempermainkan kapal-kapal barang dari Indonesia, karena pemerintahannya lemah dan gampang ditaklukkan dengan menyandera awak kapal negaranya.
Sungguh lebay pemerintahan SBY ini. Langkah SBY ini semakin memperteguh di mata dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang lembek (soft state).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H