Mohon tunggu...
Muslimin Beta
Muslimin Beta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pemulung ilmu yang tinggal di SWIS (Sekitar Wilayah Sudiang),Makassar. Penggemar Sepakbola, blogger, peneliti, aktivis NGO, punya bisnis jaringan dan seorang citizen reporter yang berafiliasi pada organisasi Aliansi Penulis-Pewarta Warga Indonesia (APPWI), www.appwi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisah Mubarak dan Mubarik

11 Februari 2011   00:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari waktu ke waktu, silih berganti peristiwa terjadi. Peristiwa pergolakan rakyat Mesir, Hosni Mubarak dituntut mundur. Nama Mubarak diberitakan di seantero dunia. Persitiwa Cikeusik di Pandeglang, tiga nyawa melayang, nama Mubarik dibicarakan di seantero negeri.

Puluhan ribu warga Mesir melakukan demonstrasi berpusat di bundaran Al-Tahrir yang terletak di pusat kota Kairo. Politisi Mesir dan Mantan Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Mohammad Elbaradei yang akhir-akhir ini getol melawan rezim Mubarak, bergabung bersama para pendemo di bundaran Al-Tahrir. Kalangan akademisi Al-Azhar dan para pembela hukum Mesir juga bergabung bersama para pendemo. Persatuan Ulama Muslimin Sedunia, hari Ahad (30/01/2011) menyatakan bahwa para pendemo yang gugur dalam aksi demo karena tembakan peluru pasukan keamanan dihukumi sebagai syuhada di sisi Allah Swt. Militer Mesir berdasarkan laporan terbaru, mengumumkan hanya berkosentrasi mengamankan keadaan dan menghindari bentrokan dengan para pendemo.

Sementara Mubarik menjadi terkenal melalui serial tweet melalui akun @mubarik63, Selasa, 8 Februari 2011. Mubarik menulis: Minggu dini hari sekitar pukul 02:30 wib kami berangkat dari Serang. Perjalanan lumayan jauh, dengan jalan yang sangat rusak, saya berada dimobil APV yang disopiri Chandra. Kami tiba di Cikeusik sekitar jam 7 pagi, kami rebahan disuguhin sarapan. Tiba2 sekitar jam 9/stengah 10 ada polisi, awalnya polisi lumayan banyak tapi gak tahu kenapa mereka (Polisi) pergi lagi. Sekitar jam 10 tiba-tiba massa datang langsung
menyerang, tidak ada dialog atau mediasi. Mereka langsung mengacungkan senjata tajam,dan menghujani kami dengan batu. Kami mencoba meredam tapi dengan ganasnya mereka terus menyerang, dan kami pun bertahan sebisa mungkin dengan peralatan seadanya. Saya juga ikut bertahan,tapi ahkirnya kami mundur karena banyaknya massa. Saya terkena lemparan batu 3 x,di kepala 1,di kaki kanan 2,saya bersembunyi di sungai, di pinggir semak-semak. Setelah saya keluar dari persembunyian, saya istirahat disebuah gubuk tengah sawah, tiba-tiba ada seorang pemuda yang ternyata Mulyadi. Alhamdulillah selamat, setelah Mulyadi pergi,saya di bawa oleh seseorang ke rumahnya yang letak rumahnya persis di seberang tempat kejadian. Dari rumah itu saya melihat dengan mata kepala sendiri,orang-orang yang menyerang tersebut. Sambil pulang para penyerang bersalaman dengan polisi yg ada disana sambil tersenyum-senyum.

Mubarik melalui tweet-nya telah membantu public untuk mengetahui suasana peristiwa Ciekusik dari sudut pandang pewarta warga. Anda bisa menyimpulkan sendiri, apakah Peristiwa Cikeusik by design untuk tujuan politik tertentu? Mengapa polisi terkesan membiarkan terjadinya pembantaian jemaah Ahmadiyah?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun