Gara-Gara Lomba Mewarnai, Siswa Tidak Belajar

Saya agak heran dengan kebijakan pihak sekolah SD Negeri Mannuruki I, Daya, Makassar yang meniadakan kegiatan belajar-mengajar pada hari Sabtu kemarin (12/03/2011) hanya gara-gara kegiatan Lomba Mewarnai dan Lomba Menggambar. Apakah demikian pentingnya lomba itu sehingga siswa-siswi di sekolah itu dari kelas 1 hingga kelas 6 sehingga tidak ada kegiatan belajar-mengajar? Padahal lomba semacam itu bisa digelar pada hari libur seperti hari minggu. Apalagi sebenarnya kegiatan lomba mewarnai dan lomba menggambar hampir tiap minggu digelar pada berbagai tempat di Makassar sehingga tidak perlu menyita waktu belajar siswa.

Didalam formulir lomba, setiap peserta lomba dikenakan biaya sebesar Rp 15 ribu. Apabila semua siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 SD Mannuruki 1, Daya ikut atau diharuskan ikut pada lomba tersebut berarti tidak kurang uang didapatkan penyelenggara sebesarn Rp 1.800.000 dengan asumsi setiap kelas terdiri dari 20 siswa. Sementara pada kelas 1 hingga kelas 5 terdapat dua kelas pagi dan kelas siang.

Pada formulir lomba tidak dicantumkan hadiah yang akan didapatkan peserta lomba. Hanya tertulis bahwa pemenang setiap kelas akan diikutkan pada final lomba yang akan digelar di Mall GTC. Tapi lagi-lagi waktu dari final lomba tidak dicantumkan. Penyelenggara lomba pun tidak jelas. Dari logonya hanya terdapat kata "Aksi untuk Bumi".

Sementara pada SD Mannuruki II yang berada dalam satu komplek dengan SD Mannuruki I, para siswanya tetap belajar dan tak satupun yang terlibat dalam kegiatan lomba mewarnai-lomba menggambar. Jadi saya bertanya, mungkin lomba ini atas kesepakatan  pihak-pihak tertentu saja antara pihak sekolah SD Mannuruki I dengan Pihak Penyelenggara Lomba.

Semoga tulisan ini dibaca oleh pengambil kebijakan dalam pendidikan pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar agar tidak menyelenggarakan lomba yang menghambat proses belaja-mengajar.