Mohon tunggu...
Muslimin Beta
Muslimin Beta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pemulung ilmu yang tinggal di SWIS (Sekitar Wilayah Sudiang),Makassar. Penggemar Sepakbola, blogger, peneliti, aktivis NGO, punya bisnis jaringan dan seorang citizen reporter yang berafiliasi pada organisasi Aliansi Penulis-Pewarta Warga Indonesia (APPWI), www.appwi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tour De Turatea

9 Juni 2011   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan perhelatan Tour De Singkarak di media televisi, saya teringat pada tahun 1995 ketika masih memimpin sebuah organisasi mahasiswa daerah di Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar. Nama organisasi daerah itu: Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) Komisariat Universitas Hasanuddin. Salah satu program kerja HPMT UNHAS adalah menyelenggarakan event Tour De Turatea, berupa lomba sepeda mengunjungi tempat-tempat wisata dan bersejarah didalam wilayah Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Meski berbeda dalam skala lingkup antara Tour De Singkarak yang berskala internasional, saya mendesain kegiatan Tour De Turatea kala itu berskop regional dan diselenggarakan secara periodik. Tujuannya disamping mengenal wilayah Jeneponto dari segi sejarah, juga potensi alamnya yang indah. Wilayah Jeneponto bagian timur dan selatan dihiasi pemandangan laut dan pantai yang landai, sedangkan wilayah Jeneponto bagian utara dan barat dihiasi perbukitan dan persawahan.

Namun, even tersebut terkendala oleh pemerintah Kabupaten Jeneponto yang kala itu dipimpin seorang berlatar belakang militer bernama Sirajuddin. Sang Bupati tidak berjiwa dialogis dan tidak membuka keran iklim keterbukaan pada kalangan mahasiswa. Ide besar Tour De Turatea akhirnya mandeg, gayung tidak bersambut dari pemerintah daerah. Ketika ide ini disampaikan kepada Ketua Kerukunan Turatea (KKT) yang kala itu dipimpin bapak Alim Bahcri yang sedang menjabat Ketua DPRD Sulsel yang notabene juga berlatar belakang militer, hasilnya sama.

Akhirnya, saya hingga kini tidak mendukung siapapun calon pemimpin daerah berlatar belakang militer menjadi kepala daerah termasuk kepala negara yang berlatar belakang militer. Disamping kurang dialogis, juga kepemimpinannya cenderung militeristik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun