Mohon tunggu...
Muslimin Beta
Muslimin Beta Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pemulung ilmu yang tinggal di SWIS (Sekitar Wilayah Sudiang),Makassar. Penggemar Sepakbola, blogger, peneliti, aktivis NGO, punya bisnis jaringan dan seorang citizen reporter yang berafiliasi pada organisasi Aliansi Penulis-Pewarta Warga Indonesia (APPWI), www.appwi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ingin Bersujud di Baitullah

8 Mei 2011   23:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dorongan untuk berhaji akhir-akhir ini datang menghampiri anganku. Ada kerinduan bersujud di Baitullah dan berdoa khusuk di hadapan Ka'bah di Mekkah Al Mukarramah. Keinginan itu semakin kuat setelah usiaku memasuki angka 37 tahun beberapa hari yang lalu.

Maka kutegakkan langkah untuk merealisasikannya. Niat kuluruskan hanya mengharap Ridha Allah, bukan untuk tujuan riya dihadapan orang-orang di sekitarku. Kulangkahkan kakiku menuju Bank Muamalat pada Kamis, 5 Mei 2011 membuka rekening haji Arafah. Aku memilih Bank Muamalat karena bank ini pertama murni syariah. Aku memilih paket haji yang konvensional terlebih dahulu. Bila suatu saat tiba-tiba rejeki berlebih, paket haji non konvensional yang super cepat bisa saja menjadi alternatif.

Sesampainya di Bank Muamalat cabang Makassar yang berlokasi di Jalan Ratulangi Makassar, aku disambut hangat dua orang security yang berdiri didekat pintu masuk. Salah seorang diantaranya mengenal akrab wajahku  dan menyapaku dengan ramah sambil tersenyum. Kemudian aku melangkah ke arah mesin antrian untuk mendapatkan nomor antrian. Tidak berapa lama akupun dipanggil ke meja layanan pelanggan.

Aku dilayani seorang laki-laki yang selalu tersenyum ramah. Dengan lembut menanyakan layanan yang ingin aku dapatkan dari Bank Muamalat. Aku mengatakan ingin tahu tentang tabungan haji dan bermaksud membuka rekening haji. Tidak berapa lama, aku disodori selembar formulir untuk diisi. Custumer service itupun meminta tanda pengenal berupa KTP untuk difotocopy. Setelah beberapa menit kemudian, sebuah buku tabungan sudah disiapkannya.

Costumer service itupun meminta dana awal untuk dibantu diserahkan kepada teller bank. Aku membuka dompet dan mengambil sepuluh lembar 50 ribuan. Aku berniat didalam hati, semoga niat suci untuk beribadah haji tidak terhalang dan diperlancar rezekiku oleh Allah Swt supaya bisa secepatnya menutupi keseluruhan biaya haji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun