Sudah berjalan sekitar 20 menit baru saya terbangun untuk menonton laga Olympic Lyon versus Real Madrid pada babak 16 Liga Champion di Stade de Gerland, ParisRabu (23/2) dini hari. Namun saya masih sempat menyaksikan gol memorial Karim Benzema ke kandang mantan klubnya itu pada menit ke-65. Gol Benzema tercipta berkat kerjasama segitiga dengan rekan setimnya, Ozil dan Ronaldo di mulut gawang lawan.
Setelah menjebloskan gol ke gawang klub yang membesarkan namanya itu, Benzema tidak melakukan selebrasi. Ekspresinya tenang saat rekan-rekan setimnya mengerubunginya sebagai tanda suka cita atas gol perdana pada laga tersebut. Meski pada menit ke-83, Lyon membalas melalui aksi Bafetimbi Gomis sehingga berkesudahan dengan hasil imbang 1 – 1.
Sebenarnya faktor Benzema-lah yang mendorong saya mendukung Madrid pada laga tersebut. Ketika Benzema masih bermain di Lyon, pada laga Lyon versus Madrid di Liga Champion Eropa beberapa tahun sebelumnya saya mendukung Lyon. Dan saat itu Lyon mampu menyingkirkan Madrid dari arena bergengsi sepakbola benua biru.
Sekalipun stiker Olympique Lyon, Bafetimbi Gomis, yakin bisa menyingkirkan Madrid di Santiago Bernabeu 16 Maret mendatang, saya tetap mendukung Benzema untuk bisa tampil baik dan bisa membawa timnya meraih hasil terbaik. Benzema dimata saya adalah pesepakbola yang tawadhu, fair play dan tidak banyak tingkah didalam lapangan. Entahlah kalau di luar lapangan dan didalam kehidupan pribadinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H