Dilema pemenuhan kebutuhan kawasan permukiman di Kota Surabaya saat ini adalah pada skala keterbatasan lahannya. Fenomena pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan peningkatan permintaan lahan untuk permukiman. Surabaya merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia dengan 2.805.906 jiwa (Kemendagri, 2015). Aktivitas urbanisasi yang semakin hari semakin meningkat juga menambah kontribusi keterbatasan lahan.Â
Hal tersebut menyebabkan tingkat risiko terjadinya kebakaran di Gang Ploso VII menjadi cukup tinggi. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya bencana banjir yang setiap tahunnya selalu menggenangi sebagian area kampung akibat tersumbatnya saluran drainase lingkungan karena sampah.
Program kreativitas mahasiswa berjudul "WONDERFUL PLOSO: Branding Kampung sebagai Optimalisasi Potensi OHOP (One Home One Product) Guna Mewujudkan Citra Kampung Kota yang Berkelanjutan di Gang Ploso VII, Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari, Surabaya" ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas bermukim masyarakat melalui kegiatan edukasi dan diskusi, serta program-program yang bersifat aksi partisipatif masyarakat. Dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan One Village One Product (OVOP), diharapkan program WONDERFUL PLOSO dapat membantu dalam mewujudkan kondisi permukiman kampung kota yang berkelanjutan (sustainable kampung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H