Kalau kompasianer tidak tertawa membaca hasil wawancara tersebut, berarti sense of humor kompasianerbegitu rendah. Dari satu lembar halaman wawancara tersebut, ada beberapa poin yang ketika saya membacanya membuat saya kehilangan kata-kata untuk menggambarkan sikap dari Tony Apriliani sebagai Ketua Umum KPSI.
1. Kalau FIFA akhirnya hanya mengakui PSSI PSSI Djohar?
Itu hak FIFA, silahkan aja. FIFA berarti sudah merestui dan merekomendasikan federasi yang keliru.
Logika apa yang dipakai KPSI sehingga menganggap FIFA keliru? Bukannya FIFA adalah induk organisasi dari federasi sepakbola seluruh dunia? Apakah KPSI sudah sedemikian pintarnya sehingga sampai bisa menganggap FIFA keliru?
2. Kalau FIFA berpihak pada Djohar, PSSI anda bubar dong?
Kami jalan terus. Kami bentuk kompetisi sendiri, kami bentuk timnas sendiri, Alfred Riedl yang jadi pelatih kepala. Kita uji nanti versi sana dan sini, mana yang paling bagus.
KPSI sepertinya masih terpesona dengan euforia "runner up" Piala AFF. Lagi pula, siapa yang mau bertanding dengan timnas yang tidak diakui?
3. Wah, apa bisa begitu, legitimasinya bagaimana?
Peduli amat! Tidak ada masalah, yang penting kan sesuai arahan AFC: "Lupakan Liga Champion Asia. You bereskan kompetisi dulu."
Logika yang sangat gila! Apakah klub-klub ISL masih berani berpihak pada KPSI jika mereka tidak peduli dengan legalitas? Kalau memang sudah sesuai dengan arahan AFC, kenapa kok tidak meminta legalitas sekalian?