Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenang Sebastian Sinyo Aliandoe: Dari Persija, Timnas Indonesia, Hingga Arema Malang

18 November 2015   10:44 Diperbarui: 18 November 2015   14:48 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sinyo Aliandoe (kiri) Sumber: Dok. BOLA | Admin"][/caption]Kabar duka menyelimuti dunia sepakbola tanah air. Salah seorang legenda sepakbola Indonesia, Sebastian Sinyo Aliandoe, pagi ini meninggal dunia di RS. Mayapada, setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit demensia. Sebuah penyakit yang membuat mantan pelatih Persija, Arema dan timnas Indonesia itu linglung, lupa akan dirinya sendiri. Beberapa waktu yang lalu, sosok yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional ini sempat dikabarkan linglung dan tersesat ketika menuju rumahnya sendiri di Perumahan Purnama Residence, Kav. A2-9, Jalan Rotan RT.02/RW.01, Limo, Kota Depok. Kini, Sinyo Aliandoe telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. 

Mengenang Sinyo Aliandoe, adalah mengenang masa kejayaan sepakbola Indonesia. Mengawali karir di klub ibukota Persija, tim Macan Kemayoran mampu dibantunya merajai Divisi Utama PSSI pada kompetisi tahun 1964, dengan rekor tidak terkalahkan! Bakatnya sebagai pemain mampu menarik minat pelatih timnas saat itu, Endang Witarsa dan Sinyo pun terpilih sebagai salah satu pemain timnas Indonesia.

Seperti di klub, prestasi sebagai pemain timnas juga tidak kalah dahsyat. Bersamanya, timnas Indonesia berhasil menjadi juara di turnamen Aga Khan, Piala Raja Thailand, dan Merdeka Games di Kuala Lumpur. Sayang, akibat cedera patah kaki, Sinyo harus mengakhiri karir sepakbolanya di usia muda.

Setelah itu, Sinyo Aliandoe melanjutkan karirnya sebagai pelatih di klub pertamanya, Persija. Dan diawal kepelatihannya tersebut, Sinyo berhasil membawa Persija juara di tahun 1973 dan 1975. Nama Sinyo Aliandoe sebagai pelatih muda potensial pun mulai diperhitungkan dan banyak diulas media.

Karir kepelatihan Sinyo Aliandoe mencapai puncak ketika ia dipercaya untuk menukangi timnas Indonesia. Dibawah kepelatihannya, timnas Indonesia berhasil memuncaki grup grup 3B Pra Piala Dunia 1986 Mexico. India, Bangladesh, dan juga Thailand ia sisihkan. Sayang, dibabak selanjutnya Indonesia harus kalah saat bertemu Korea Selatan. Kalah 2-0 di Seoul, dan harus tunduk 1-4 di Senayan. Sayang sungguh sayang, padahal sedikit lagi impian untuk tampil di pentas Piala Dunia dapat terealisasi.

Setelah itu, Sinyo Aliandoe dibawa pendiri Arema Malang, Acub Zainal untuk menukangi klub Galatama yang baru didirikan tersebut. Lewat tangan Aliandoe, sisa-sisa pemain Arema 86, cikal bakal klub Arema Malang ditampung. Dengan modal pemain yang terbatas, serta sumber daya lain yang terbatas pula, muncul suara-suara pesimis terkait klub baru dari Malang tersebut. Maka Aliandoe pun bekerja ekstra keras. “Untuk menyulap mereka dalam waktu retatif singkat tidak mungkin. Tapi saya punya cara tersendiri,” tukas Aliandoe. “Semangat dan fisik mereka saya tingkatkan. Dengan kondisi fisik yang prima dan semangat juang yang tinggi permainan bisa dikendalikan. Ini saja yang mula-mula saya lakukan,” sambung Aliandoe.

Polesan dari Sinyo Aliandoe akhirnya membuahkan hasil. Arema langsung melejit di galatama. Bahkan jadi juara galatama beberapa tahun kemudian. Nama Sinyo Aliandoe niscaya tercatat di hati jutaan penggemar Arema karena beliaulah yang menciptakan sistem permainan, taktik, dan karakter Singo Edan.

Sinyo Aliandoe pula yang pertama kali memperkenalkan strategi offside pada sepakbola Indonesia. Pada medio 70-an, Sinyo dikirim oleh F.H. Hutasoit (manajer Persija kala itu)  untuk menuntut ilmu ke Manchester United, Inggris. Sekembalinya dari berguru ke negri Ratu Ellizabeth, Sinyo mengenalkan pemahaman baru tentang taktik offside. Waktu itu, offside hanya digunakan sebgai jebakan semata, tanpa ada pergerakan pemain belakang yang keluar sebagai sebuah satuan unit. Namun ditangan Sinyo, offside disulap menjadi suatu taktik untuk melakukan pressing pada lawan.

Selamat Jalan Sinyo Aliandoe, semoga sepakbola Indonesia bisa kembali meraih kejayaan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun