Pernahkah anda menonton film drama berjudul "A Barefoot Dream"? Sebuah film drama yang berlatarbelakang sepakbola usia dini dari negara tetangga kita Timor Leste. Di film tersebut, diceritakan seorang mantan pemain bola asal Korea yang gagal membawa timnya juara, Kim Won Kang bepergian ke sebuah kota di Timor Leste. Disana, ia menjadi pelatih sepakbola bagi sebuah klub lokal. Dibantu seorang temannya, klub yang berisi anak-anak muda Timor Leste ini terus juara di tingkat nasional, hingga akhirnya berhasil tampil di sebuah turnamen internasional. Dalam turnamen tersebut, tim asal bekas provinsi Indonesia ini juga terus melaju dan mengalahkan semua lawan-lawannya dari berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia. Film itu sungguh menggambarkan bagaimana perkembangan sepak bola di Timor Leste sana. Apa lagi sepak bola Timor Leste beberapa tahun lalu mendapatkan perhatian FIFA untuk program pembinaan organisasi dan pelatihan usia dini.
Dan tahukah anda, tahun ini mimpi yang dibayangkan anak-anak muda Timor Leste dalam film tersebut akhirnya terwujud nyata. Timnas U-14 Timor Leste memastikan diri menjadi juara di turnamen Jenesys 2.0 Japan Asean Football Exchange Program di Osaka Jepang. Dalam turnamen yang diikuti seluruh negara Asean plus tuan rumah Jepang, Timnas U-14 Timor Leste berhasil memuncaki klasemen setelah dalam pertandingan terakhirnya mengalahkan Laos 2-0.
Posisi runner up direbut oleh Thailand, yang juga di pertandingan terakhirnya mengalahkan Laos 1-0. Sedangkan tuan rumah Jepang yang diwakili oleh tim U-14 dari klub Cerezo Osaka harus puas di posisi ke 7. Sementara itu Indonesia yang diwakili Timnas U-14 asuhan Fachri Husaini terpuruk di posisi 10 dari 12 peserta turnamen.
Timnas U-14 memang tidak diharapkan untuk menjadi juara. Itulah alasan utama PSSI selain tentunya alasan klasik yakni persiapan yang mepet. “Target kami adalah melakukan permainan sepakbola yang baik, juara bukan menjadi target yang utama. Kami sepakat di level usia dini dengan menargetkan pemain menjadi juara sama saja dengan membunuh pemain” tegas Fachry Husaini seperti yang dilansir Goal.
Pada akhirnya, meski sama-sama tidak dibebani target, toh faktanya timnas U-14 Timor Leste berhasil menjadi juara. Dan salah satu kemenangan yang mereka raih adalah atas timnas U-14 Indonesia dengan skor 3-0. Mirip dengan cerita di film A Barefoot Dream bukan?
Hasil dari turnamen di Jepang tersebut menunjukkan fakta, bahwa PSSI masih belum serius membina sepakbola usia dini. Usai euforia timnas U-19, praktis tak ada lagi prestasi membanggakan yang ditorehkan oleh timnas kelompok umur lainnya. Baru beberapa bulan yang lalu timnas U-16 harus rela tersingkir dari kualifikasi AFC Cup U-16. Kali ini adik-adik mereka di timnas U-14 yang menjadi bulan-bulanan negara tetangga, termasuk bekas provinsi Indonesia. PSSI seakan terbuai dengan prestasi timnas U-19, hingga pada akhirnya regenerasi untuk meneruskan prestasi Evan Dimas dkk tidak dapat dimaksimalkan.
Hasil lengkap Jenesys 2.0 Japan Asean Football Exchange Program Tournament
1. Champion - Timor-Leste U-14
2. Runner-up - Thailand U-14
3rd - Laos U-14
4th - Malaysia U-14
5th - Vietnam U-14
6th - Philippines U-14
7th - Japan U-14
8th - Myanmar U-14
9th - Brunei DS U-14
10th - Indonesia U-14
11th - Cambodia U-14
12th - Singapore U-14
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H