Saya tergelitik waktu membaca berita ini,
http://www.detiksport.com/sepakbola/comment/2012/01/31/162028/1830570/76/persisam-gaet-honda
Setelah saya surfing lagi, baru dua portal yang punya berita. Selain detik, satunya lagi adalah ini,
http://www.tribunnews.com/2012/01/31/honda-jadi-sponsor-resmi-persisam-di-isl
Mengapa berita itu menarik perhatian saya?
Yang pertama saya amati adalah detiksport. Judulnya keren banget "Persisam gaet Honda". Saya baca paragraf pertama, "Persisam Putra Samarinda menggaet sponsor baru yang logonya akan terpampang di jersey mereka. Pabrikan sepeda motor Honda mengguyur klub Kalimantan Timur itu ratusan juta rupiah.
Kalimat yang saya bold itulah yang bikin saya heran. Kalau anda sekalian membaca berita itu sampai tuntas, tentu maklum dengan keheranan saya. Judul dan paragraf pertama dari berita yang ditampilkan detiksport terlalu dibuat-buat, bahkan terkesan melebihkan dan membodohi pembaca awam. Judulnya Honda, paragraf pertama menyebutkan pabrikan Honda, namun isinya ternyata cuma deal sponsorhip dengan dealer sepeda motor Honda, yaitu CV. Honda Semoga Jaya. Berita yang ditampilkan tribun tidaklah seheboh detiksport, namun judulnya hampir sama.
Saya tidak mengkritisi Persisam, malah saya mengucapkan selamat karena sudah berhasil menggaet sponsor, meski nilainya cuma 500 juta, dan bukan dari perusahaan terkenal.
Yang saya kritisi adalah tentang pemberitaan tersebut. Apabila judul berita ini dibaca oleh orang Jepang, mungkin mereka langsung kaget. Apalagi kalau sampai terdengar oleh pabrikan Honda yang asli.
Saya tidak tahu, apakah judul berita tersebut merupakan "pesanan" atau murni dari si wartawan, agar banyak yang membaca. Sah-sah saja bikin judul yang menghebohkan, selama tidak berpaling dari esensi berita.
Saya jadi ingat ungkapan "Don't judge a book by it's cover". Kalau tentang berita ini, saya hanya bisa bilang "Don't judge a news by it's title".