Indonesia terancam kehilangan jatah di ajang AFC Champions League 2013 setelah AFC memutuskan untuk mengubah kriteria dalam penetapan peserta ACL 2013. Dalam pertemuan di markas AFC di Kuala Lumpur, AFC Ad-Hoc Committees for Professional Football memutuskan menggunakan sistem penilaian penuh yang didasarkan hasil verifikasi untuk partisipasi di ACL musim depan. Pertemuan yang dipimpin oleh Saburo Kawabuchi dari Jepang, menunjukkan jalur baru untuk masa depan kompetisi utama klub di benua Asia.
Jika sebelumnya untuk penilaian Liga Profesional AFC menerapkan batas poin maksimum 800, dan batas minimum 450 poin untuk mendapatkan jatah slot langsung, untuk tahun depan AFC memutuskan batas maksimum 1000 poin dan minimum 600 poin untuk bisa berpatisipasi di ajang ACL 2013. Penentuan jatah slot langsung atau melalui play off didasarkan pada ranking perolehan poin verifikasi. Dua negara peringkat teratas di zona Barat dan Timur akan mendapatkan masing-masing 4 slot langsung. Negara yang menduduki urutan ketiga peringkat poinnya akan mendapatkan 3 jatah slot langsung dan 1 slot play off. Peringkat keempat mendapatkan dua tempat langsung dan satu slot play off. Sedangkan peringkat kelima mendapatkan satu slot langsung dan satu slot play off. Untuk peringkat keenam, ketujuh dan kedelapan hanya akan mendapatkan satu tempat di play off. Dengan sistem penilaian baru ini, AFC hanya akan memberikan jatah untuk 16 negara peringkat verifikasi terbaik.
Ada satu syarat tambahan, khusus bagi klub yang juga sudah ditetapkan oleh AFC. Yakni klub yang ingin tampil di ACL 2013 sudah harus mengantongi lisensi klub profesional dari federasinya maksimal padabulan Oktober 2012.
Melihat aturan baru dari AFC ini, kesempatan klub Indonesia untuk bisa berlaga di ACL 2013 tampaknya semakin tipis. Dalam dua tahun sebelumnya, AFC memberikan jatah tampil di ACL untuk 11 negara yang diverifikasi. Indonesia, menempati peringkat terendah dengan poin 288,7. Jauh dibawah Thailand yang menempati urutan 10 dengan poin verifikasi 520,6. Ditambah dengan kisruh dualisme kompetisi yang belum menunjukkan batas akhirnya ini. Apalagi, liga yang akan dinilai oleh AFC adalah liga resmi yang musim 2011-2012. Dengan semrawutnya kompetisi yang dijalankan oleh PT. LPIS, mungkin Semen Padang harus merelakan impiannya tampil di ACL 2013 kandas sebelum waktunya.
Pada penilaian tahun sebelumnya, kegagalan liga di Indonesia terletak pada aspek penilaian :
1. Organisation (gagal)
3. Attendance (gagal)
4. Governance/ Soundness (gagal)
7. Game Operation(gagal)
8. Media (gagal)
10. Clubs (gagal)
Bagaimana dengan tahun ini? Tampaknya poin 1, 7, dan 10Â masih merupakan hambatan utama dari PSSI untuk mendapatkan predikat Liga Profesional. Dengan masih terjadinya dualisme kompetisi, sulit rasanya PSSI lewat operator liganya bisa mendapatkan poin minimal 600, sebagai syarat untuk bisa tampil di ACL 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H