Di jaman pendudukan Belanda, wilayah Malang menjadi daerah favorit tempat tinggal warga Belanda. Udaranya yang dingin dan sejuk menjadikan Malang sebagai salah satu daerah di Indonesia kala itu yang paling banyak warga Belandanya. Tak heran, hingga kini banyak bangunan-bangunan bertipe kolonial yang masih tetap ada dan dilestarikan. Dan saking kentalnya nuansa ke-kolonial Belanda-annya, beberapa ruas jalan di kota Malang diberi nama dengan bahasa Belanda. Ada yang mengambil nama lokal setempat, ada pula yang mengambil nama tokoh era kolonial. Setidaknya, ada empat tokoh jaman kolonial Belanda yang dijadikan nama jalan di kota Malang.
Keempat jalan yang diberi nama tokoh kolonial Belanda itu terletak di satu lingkup, yakni sekitar Balai Kota Malang. Yang pertama, Daendels Boulevard, yang kini disebut jalan Kertanegara. Jalan ini terletak tepat di depan stasiun Kota Malang, hingga ke bundaran Tugu Balai Kota. Jalan Kertanegara mempunyai dua jalur, dengan ditengah-tengah dibangun taman bunga yang. Daendels, atau nama lengkapnya Herman Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Daendels lebih dikenal karena peran aktifnya pada pembangunan jalan Anyer-Panarukan.
Jalan Daendels Boulevard kemudian menyambung ke Coenplein Jan Pieterszoon, atau Bundaran Jan Pieterszoon, yang kini disebut jalan Tugu (Bundaran Tugu). Jalan ini mengitari mulai dari gedung DPRD, Balaikota, Hotel Tugu, Ajendam, SMAN 2 Malang, hingga kembali ke DPRD. J.P. Coen sendiri dikenang sebagai pendiri Kolonial Hindia Belanda. Di Indonesia ia terutama dikenal sebagai seorang pembesar Kompeni yang kejam. J.P Coen dua kali menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, mulai tahun 1619 hingga 1629. Dia juga dikenal sebagai penakluk kota Jayakarta, yang kemudian dirubahnya menjadi Batavia.
Riebeekstraat Van, adalah nama jalan yang keempat. Dibanding ketiga nama lainnya diatas, Van Riebeek relatif kurang dikenal. Pasalnya, ada dua tokoh kolonial yang menyandang nama Van Rieebek, yakni Jan Van Rieebek, dan anaknya Abraham Van Riebeek. Kemungkinan penamaan jalan ini didasarkan pada nama Abraham Van Riebeeck yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara tahun 1709 – 1713. Sementara bapaknya, Jan, hanya seorang Administrator VOC. Selain sebagai Gubernur Jenderal, Abraham Van Riebeek  bisa dianggap sebagai orang pertama yang memulai perkebunan kopi di Jawa Barat. Kopi Java Preanger (Priangan), adalah salah satu warisan Abraham Van Riebeek. Riebeekstraat Van sekarang bernama Jalan Kahuripan, yang dimulai dari arah Hotel Tugu menuju ke arah barat hingga perempatan jalan Basuki Rahmat (Kayoetanganstraat) dan jalan Semeru (Smerustraat).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H