Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Beda Langkah Reformasi Sepakbola Australia dan Kebijakan Menpora

2 Mei 2015   12:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tahun 2002, sepakbola Australia berada pada titik nadhir. Gagal lolos Piala Dunia, padahal pemerintah Australia sudah menggelontorkan dana hingga 2,6 juta dolar Australia. Tak cuma itu, sistem keuangan federasi sepakbola Australia (Australian Soccer Association/ASA) juga campur aduk dengan rekening pribadi para pejabatnya. Serta kasus-kasus judi dan pengaturan skor pada kompetisi mereka. Pemerintah Australia pun meradang, hingga kemudian Menteri Olahraga dan Seni, serta senator Ronald Kemp langsung menghentikan kucuran dana pemerintah. Dan meminta secara serius ASA untuk melakukan perbaikan total.

ASA pun menanggapi permintaan tersebut, dan kemudian menunjuk sebuah lembaga independen yang dipimpin oleh David Crawford untuk melakukan investigasi menyeluruh, serta membuat review atas masalah sepakbola Australia. Undang Undang Keolahragaan di Australia mengharuskan adanya Independent Sport Panel yang berfungsi sebagai lembaga pemikir (think thank) untuk selalu memberikan penilaian kritis dan rekomendasi tentang olahraga kepada pemerintah.  Lembaga independen ini dipimpin oleh David Crawford, seorang profesional di dunia bisnis.  Dia pernah memimpin beberapa perusahaan besar di Australia, seperti KPMG, Foster's Group, Lend Lease Corporation, Director of BHP Billiton. Lembaga independen tersebut kemudian bernama Independent Soccer Review Committe.

Di tahun 2003, Independent Soccer Review Committe merilis laporan awal mereka, yang kemudian populer disebut Crawford Report. Dalam laporan tersebut, banyak ditemukan bukti-bukti kesalahan manajerial ASA, korupsi, pengaturan skor hingga perjudian. Karena laporan itulah, ASA kemudian meminta pula pada Komite Review untuk menyusun langkah-langkah strategis reformasi sepakbola Australia.

Pemerintah Australia kemudian melaporkan pada FIFA tentang terbentuknya lembaga Independen yang bertugas mengawal dan menyusun reformasi sepakbola Australia. FIFA, yang melihat adanya lembaga independen di luar ASA dan pemerintah, serta komitmen pemerintah yang bersedia menggelontorkan dana besar untuk reformasi sepakbola, maka FIFA tak langsung menjatuhkan sanksi pada Australia. FIFA melihat adanya keseriusan dan kesiapan langkah yang diambil oleh pemerintah Australia bersama ASA.

Ada 4 tugas yang diberikan kepada tim David Crawford, yaitu:

1. Analisis kritis terhadap struktur, manajemen, dan tata kelola ASA.

2. Solusi dan rekomendasi ke depannya.

3. Langkah antisipasi halangan yang akan dihadapi.

4.  Tahapan langkah-langkah dalam implementasi rekomendasi.

Dalam mempelajari persoalan sepak bola di Australia, tim independen ini sangat intensif dalam berdialog dengan seluruh stakeholders sepak bola.  Tidak kurang 32 kali pertemuan dilakukan termasuk dengan FIFA, bahkan dengan federasi sepakbola Amerika Serikat, khusus untuk belajar tentang pemasaran sepakbola.

Dalam Crawford Report, ada 53 solusi dan rekomendasi dari tim independen yang dipimpin oleh David Crawford tersebut. Setelah menerima pemberitahuan tentang rekomendasi yang komprehensif ini, FIFA sangat gembira dan mendukung pemerintah Australia untuk segera melakukan reformasi melalui 53 solusi tersebut.  Bahkan FIFA menjadikan Australia sebagai contoh keberhasilan pemerintah Australia dan ASA secara bersama sama melakukan reformasi sepak bola.  Sejak itu pulalah di FIFA diperkenalkan konsep  "Cooperative Agreement" antara pemerintah dan asosiasi sepak bola dalam menyelesaikan permasalahan di organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun