Allah berfirman,
Sungguh telah ada bagimu dalam perilaku Rasulullah itu suatu contoh teladan yang baik sekali bagi siapa-siapa yang mengharap keridhaan Allah dan kesejahteraan hari kemudian (QS Al-Ahzab, 33:21).
Islam mendorong kebaikan dalam segala hal, termasuk mendorong umatnya agar menjaga kesehatan sebagai bagian dari tanggung jawab atas amanah tubuh kita dari Allah.Â
Dalam menuntun manusia agar dapat menganut pola makan yang sehat, Islam tidak membatasi diri hanya dalam menyebutkan makanan yang dibolehkan dan yang tidak boleh, tetapi sampai pada tingkat memberikan nasihat yang bermanfaat mengenai gaya hidup sehat dan diet seimbang.
Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) adalah teladan bagi umat manusia dalam segala hal. Baik dalam segi contoh fisik jasmaninya, kebersihan dan kesucian rohaninya, hingga perilaku keseharian dan ibadahnya.
Sebagai umatnya, tidak ada insan di dunia ini yang patut dicintai melebihi cinta kita kepada Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam). Salah satu aspek kecintaan kita kepada Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam), harus ditimbulkan oleh kenyataan indahnya budi pekerti beliau. Sesuatu yang indah patut dicintai. Dan keindahan budi pekerti adalah keindahan yang paling patut untuk dicintai.
Tidak Makan dan Minum Berlebihan
Di antara budi pekerti luhur dalam diri Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) Â yang patut kita tiru pada masa-masa sekarang ini adalah gaya hidup sehat. Kalau kita cermati hadis-hadis tentang ciri fisik Rasulullah Saw, maka akan kita dapati ciri-ciri fisik tersebut tak hanya menunjukkan kesempurnaan jasmani Rasulullah, melainkan juga petunjuk ciri fisik manusia yang menganut gaya hidup sehat.
Meniru gaya hidup sehat Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) sebenarnya mudah. Kita sendirilah yang sering mempersulitnya karena terlalu mementingkan hawa nafsu dan tuntutan perut. Salah satu gaya hidup sehat dari Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) yang bisa kita tiru adalah tidak makan berlebihan.
Allah berfirman,
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.." (QS Al-A'raf, 7:31).
Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) menasihati kita untuk tidak mengisi perut dengan makanan dan minuman yang berlebihan. Beliau (Shallallahu alaihi wa sallam) Â bersabda,
"Seseorang tidak mengisi bejana yang lebih buruk dari rahimnya! Cukuplah untuk anak Adam (beberapa) potong makanan, berkat itu dia akan dapat meluruskan punggungnya, dan jika tidak dapat dihindari (bagi dia untuk makan lebih banyak, biarkan) sepertiga (perutnya menjadi) untuk makanan, Â sepertiga untuk minum, dan sepertiga lagi untuk (memudahkan) bernafas" (HR Tirmidzi).
Dalam hadis tersebut, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) mengajarkan kepada kita bahwa kelemahan terburuk seseorang adalah perutnya. Jika kita harus makan, pastikan kita mengisi sepertiga perut kita dengan makanan, sepertiga dengan air dan biarkan sepertiga sisanya kosong agar memudahkan kita untuk bernafas dan menerima sesuatu yang lain selain makanan dan minuman.
Pendek kata, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) menganjurkan orang-orang beriman untuk selalu menjaga perutnya dan menahan diri dari makanan dan amalan yang dapat mengotori perut dengan berbagai penyakit.
 Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) juga  menasihati orang-orang beriman untuk selalu berhenti makan sebelum perut mereka benar-benar kenyang. Dengan kata lain kita dianjurkan berhenti makan ketika keinginan untuk makan lebih banyak masih ada.
Ilmu kedokteran moderen membuktikan bahwa makan secara berlebihan justru dapat merusak fungsi pencernaan tubuh. Para ahli kesehatan dan gizi jaman sekarang selalu menyarankan untuk berpuasa, sebagai bagian dari gaya hidup sehat.Â
Rasulullah sudah melakukannya jauh sebelum ilmu kedokteran moderen membuktikannya.
Aisyah (radhiallahu anha) berkata, "Sampai wafatpun Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) Â tidak merasa pernah kenyang, meski hanya dengan roti gandum." (HR Bukhari-Muslim).
Hidrasi Sehat dan Bergizi dengan Air Putih dan Susu
Tak hanya menganjurkan pembatasan makan dan minum, apa yang dimakan dan diminum Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) Â juga menunjukkan keajaiban ilmiah tentang pola makan yang sehat. Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) tidak pernah makan daging secara berlebihan.Â
Pentingnya kebiasaan ini sudah dibuktikan oleh ahli gizi, bahwa konsumsi protein hewani yang berlebihan dapat merusak usus dan lambung karena minimnya serat yang masuk ke dalam tubuh.
Pola makan sehat lain yang ditunjukkan Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) adalah kebiasaan minum susu dan air putih. Saat ini, industri minuman moderen memberi kita banyak pilihan minuman, mulai dari jus, minuman berperisa dan beruap, dan banyak macam lainnya.Â
Semuanya mengandung unsur kimia dan bahan pengawet. Minuman-minuman seperti ini dapat menyebabkan kerusakan gigi, obesitas, kerusakan hati, melemahnya jaringan tulang, dan banyak masalah kesehatan lainnya. Air putih adalah minuman alami terbaik yang hanya membawa manfaat, bukan kerusakan.
Selain air putih, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) juga sering minum susu. Mengenai manfaat susu, tidak perlu kita pertanyakan lagi. Di dalam susu terdapat berbagai kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh kita. Menurut FAO, satu gelas (250 ml) susu sapi bisa menyediakan 48% kebutuhan protein, 9% kalori serta beberapa nutrisi mikro lainnya untuk anak-anak usia 5-6 tahun.Â
Satu gelas susu sapi juga bisa menyediakan kebutuhan kalsium, magnesium, selenium, riboflavin, vitamin B12, dan vitamin B5 bagi orang dewasa.
Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) juga tidak melupakan unsur nutrisi penting dalam pola makan yang bergizi dan seimbang, yakni vitamin dan serat melalui buah-buahan. Dalam beberapa hadis diriwayatkan Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) Â sangat menyukai buah semangka dan melon, dan menu utama yang beliau makan adalah kurma dan madu.
Selalu Menjaga Etika dan Kebersihan Saat Makan
Gaya hidup sehat tak hanya berputar ada jenis makanan dan minuman yang memiliki gizi seimbang. Termasuk dalam gaya hidup sehat adalah bagaimana etika atau adab saat makan dan minum.
Sejak mula pertama, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) sudah memberi teladan bagaimana mengembangkan kebiasaan makan yang sangat bersih dan sehat di antara para pengikutnya.Â
Beliau meminta para sahabat untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memulai makan atas nama Allah, makan menggunakan tangan kanan (yang tidak pernah digunakan untuk menyentuh bagian tubuh yang kotor), tidak makan sampai benar-benar merasa lapar, tidak makan dan minum secara berlebihan.Â
Terakhir, dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah atas makanan dan minumannya, yang diyakini akan memudahkan kita menelannya dan mengeluarkan hasil ekskresinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H