Itu lho, lomba menulis cepat dengan tema yang sudah ditentukan. Menulis cepat dalam hal ini adalah ada batas waktu tertentu untuk menyelesaikan tulisan. Tentu saja, yang dinilai bukan hanya seberapa cepat kita menulis, namun juga kualitas tulisan itu sendiri. Sesuai dengan tema atau tidak, lalu bagaimana narasi tulisan itu.
Biasanya, lomba menulis cepat atau flash blogging diselenggarakan dalam sebuah event launching produk, di mana penyelenggara event mengundang para blogger untuk menulis review produk mereka. Saya beberapa kali mengikuti event tersebut, dan syukurlah belum pernah menang.
Saya tidak pernah kecewa karena tidak pernah memenangkan event flash blogging. Begitu pula, saya tidak pernah merasa bangga saat beberapa teman memuji saya bisa mengeksekusi ide dengan begitu cepat. Bagi saya, bisa menulis cepat bukan berarti kita adalah penulis berbakat.
Bisa Menulis Cepat Bukan Indikasi Kita Penulis Berbakat
Di dalam dunia yang dipenuhi banjir informasi dan berita, keberadaan penulis cepat sangat dibutuhkan. Kita hidup dalam ekonomi pertunjukan di mana semakin cepat kita memompa keluar hasil karya kita, semakin banyak kita dibayar. Kecepatan sangat dihargai. Yang pertama memecahkan ide cerita dan menuangkannya, dia akan mendapatkan penayangan terbanyak.
Namun, seberapa cepat kita mampu menulis, bukan indikasi bakat atau kecerdasan kita dalam menulis. Ingat, secepat apa pun kelinci berlari, toh kura-kura tetap memenangkan perlombaan.
Begitulah, kalau kita tarik kisah lomba lari kelinci dan kura-kura itu dalam dunia kepenulisan, maka ada dua karakter penulis:
Penulis "kelinci", yakni mereka yang bisa dengan cepat mengeksekusi ide-ide di kepala mereka lalu menuangkannya dalam bentuk rangkaian kata-kata yang indah di lembar halaman kosong. Dan, tipe penulis berikutnya adalah:
Penulis kura-kura, yakni mereka yang lambat dalam mengerjakan tugas, tapi tetap gigih dan semangat.
Banyak Penulis Terkenal Lambat dalam Menghasilkan Karya Terbaik
Baik penulis tipe kelinci atau kura-kura sama bagusnya dalam situasi dan kondisi tertentu. Penulis kelinci bagus dalam menulis artikel yang membutuhkan kecepatan, misalnya artikel dengan tenggat waktu yang singkat, meliput berita dunia yang hangat atau pelaporan peristiwa tepat waktu. Dengan kekuatan berupa pengalaman maupun perbendaharaan kosakata yang lebih banyak, penulis tipe kelinci bisa dengan cepat menulis dan mengeksekusi ide-ide tulisan.
Sedangkan penulis tipe kura-kura bagus dalam pekerjaan yang membutuhkan ketekunan dan perencanaan strategi yang matang. Misalnya untuk menulis artikel yang membutuhkan riset mendalam. Bagi penulis kelinci, Ide orisinal membutuhkan waktu untuk dikembangkan, diteliti, dan diterjemahkan ke dalam halaman.
Banyak penulis terkenal memiliki karakter kelinci atau terkenal lamban dalam menghasilkan karya terbaik mereka. Margaret Mitchell membutuhkan waktu 10 tahun untuk menulis Gone with the Wind. J. R. R Tolkien menghabiskan 12--17 tahun menulis The Lord of the Rings (yang menarik, dia mulai menulis pada usia 45 tahun). Michael Crichton menghabiskan delapan tahun menulis Jurassic Park.
Menulis lambat juga bukan hanya untuk fiksi. Penulis non-fiksi harus muncul dengan sudut pandang baru dan menawarkan perspektif unik tentang topik yang telah dibahas berkali-kali. Dan percayalah, itu tidak mudah dilakukan (atau setidaknya dilakukan dengan baik).
Dunia ini penuh dengan kura-kura dan kelinci. Saya yakin keduanya memiliki tempat dalam lanskap penerbitan. Penulis lambat mungkin tidak terlalu sering menerbitkan, tetapi mereka tetap memiliki khalayak yang besar. Â Jadi, jangan pernah minder atau rendah diri bila kita merasa menjadi penulis yang lambat.
Perbedaan Penulis Lambat dan Penulis Malas
Meski begitu, jangan pernah menyamakan penulis lambat dengan penulis malas. Ada perbedaan yang sangat besar.
Jika salah satu kebiasaanmu termasuk menunda-nunda dan menghabiskan waktu menjelajahi media sosial, ya selamat! Kamu termasuk tipe penulis malas.
Namun jika kamu tidak terburu-buru menerbitkan artikel karena lebih memikirkan kata-kata, membiarkan ide-idemu berkembang selama berhari-hari atau berminggu-minggu, atau meluangkan waktu yang wajar untuk mengedit draf artikelmu, tidak ada yang salah dengan kelambananmu. Mungkin, artikelmu nanti termasuk salah satu artikel yang ingin saya baca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H