Ada anggapan dari sebagian orang, juga dari orangtua siswa taman kanak-kanak, bahwa guru TK adalah pengasuh anak di sekolah! Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Malah hampir menjadi fakta yang tidak terbantahkan.
Mengingat usia anak-anak yang duduk di bangku TK kebanyakan di bawah usia lima tahun (balita), menjadi guru TK berarti harus bisa multitasking. Selain mengajar, guru TK juga harus bisa menjadi babysitter.Â
Pentingnya Keterampilan Fungsi Eksekutif Dasar bagi Anak-anak TK
Seperti pengalaman saya selama hampir 1 bulan menjadi guru TK, sepertiga waktu pelajaran yang tersedia habis untuk mengasuh anak-anak. Misalnya, sewaktu di tengah pelajaran ketika anak-anak sedang mengerjakan tugas mewarnai dan saya sedang mengajar mengaji salah seorang anak, Samir, salah satu anak di kelas saya tiba-tiba menyela,
"Pak Himam, saya pingin pipis."
Saya menoleh ke arah Samir, tersenyum lalu berkata
"Samir bisa pipis sendiri?"
Tanpa bersuara, Samir menggelengkan suara.
Nah, kalau sudah seperti ini, siapa lagi yang akan mengantarkan Samir ke kamar kecil?
Memang, di TK tempat saya mengajar ada Bu Rini, pegawai sekolah yang biasanya membantu mengawasi dan mengasuh anak-anak selama jam pelajaran. Tapi karena kelas mengaji letaknya berada di gedung TPQ yang terpisah dengan gedung TK, tidak mungkin saya meninggalkan kelas lalu meminta bantuan Bu Rini. Dalam situasi seperti ini, otomatis saya harus dituntut bisa menjadi babysitter.Â
Harus diakui, banyak orangtua siswa taman kanak-kanak belum menyadari pentingnya menyiapkan keterampilan fungsi eksekutif bagi anak-anak mereka.Â