Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ternyata, Kata "Boikot" Berasal dari Nama Seorang Kapten!

9 September 2021   07:27 Diperbarui: 9 September 2021   07:31 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata boikot diserap dari kata Bahasa Inggris "boycott" yang artinya tindakan menarik diri dari menggunakan sesuatu (aclu.org)

Boikot Saiful Jamil!

Boikot produk Israel!

Boikot ini, boikot itu.

Terlalu sering kita mendengar kata "boikot", tanpa menyadari bagaimana asal usul katanya. Menurut KBBI, kata "boikot" artinya bersekongkol menolak untuk bekerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dan sebagainya).

Kata boikot diserap dari kata Bahasa Inggris "boycott" yang artinya tindakan menarik diri dari menggunakan sesuatu, membeli, atau berurusan dengan seseorang, kelompok, atau negara dan digunakan sebagai bentuk hukuman atau protes.

Asal-usul kata "boycott"

Kata "boycott" sendiri berasal dari nama seorang kapten Inggris dan penggunaannya berawal dari sebuah peristiwa di Irlandia. Dari tahun 1870-an hingga 1890-an, di Irlandia terjadi kerusuhan sipil antara petani penyewa tanah di pedesaan dengan para tuan tanah kaya raya. Periode tersebut disebu Perang Tanah Irlandia. Sekalipun bukan perang dalam arti yang sebenarnya, namun terjadi beberapa tindak kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Pada 1874, hampir seluruh negara di Eropa, termasuk juga Irlandia mengalami penurunan ekonomi yang sangat buruk. Kondisi ini dipicu memburuknya hasil panen dan harga-harga komoditas pertanian yang sangat rendah.

Periode yang disebut Long Depression mengakibatkan para petani penyewa tanah di pedesaan tidak mendapatkan mereka yang semestinya. Di sebuah daerah di luar Ulster, sebuah provinsi di Irlandia Utara, para petani penyewa tanah malah lebih tragis lagi nasibnya. Petani penyewa tanah di daerah ini dapat diusir oleh tuan tanah ketika perjanjian sewa berakhir. 

Mereka juga tidak memiliki hak untuk mendapatkan perjanjian sewa tertulis, dan mereka tidak bisa mendapatkan pembayaran untuk perbaikan apa pun yang mereka lakukan pada tanah yang mereka sewa.

Situasi ini akhirnya mendorong para petani penyewa di daerah tersebut membentuk sebuah organisasi bernama Liga Tanah Irlandia yang memperjuangkan tiga tuntutan utama para petani penyewa, yakni: penjualan bebas hasil pertanian (free sale), kepastian sewa tanah (fixity of lease) dan harga sewa tanah yang adil (fair rent). Ketiga tuntutan petani ini kemudian dikenal sebagai Three Fs (mirip Tritura). 

Munculnya Captain Charles C. Boycott, Pemilik Asli Kata Boycott

Menanggapi pembentukan Liga Tanah Irlandia dan tuntutannya tersebut, beberapa tuan tanah kaya kemudian mempekerjakan seorang militer Inggris bernama Captain Charles C. Boycott. Tugas utama Boycott adalah menarik uang sewa dari para petani dengan harga sewa yang ditentukan tuan tanah. 

Bila petani penyewa menolak, Boycott menggunakan jalan kekerasan. Sempat terjadi beberapa bentrokan antara Boycott dan anak buahnya dengan para petani penyewa yang menolak dipindahkan karena tidak mau membayar uang sewa tanah yang dinaikkan secara sepihak oleh tuan tanah.

Setelah timbul beberapa korban akibat bentrokan antara Boycott dengan petani penyewa, Liga Tanah Irlandia kemudian memilih strategi yang lebih halus agar tidak ada lagi korban dari kedua belah pihak, terutama dari petani penyewa. 

Liga Tanah Irlandia memutuskan bahwa alih-alih menggunakan kekerasan untuk membalas tindakan tersebut, yang hanya akan membawa lebih banyak masalah, para petani harus secara bersama-sama menolak untuk menggarap lahan milik tuan tanah yang melibatkan Boycott.

Tentu saja, tindakan Liga Tanah Irlandia ini semakin merugikan Boycott dan para tuan tanah. Boycott tidak bisa menarik uang sewa dan tidak dapat memanen tanaman apa pun yang menjadi tanggung jawabnya. 

Boycott kemudian berhasil membujuk beberapa petani yang bersedia menggarap lahan milik tuan tanah yang menjadi mitranya, tetapi dia harus membayar perlindungan mereka dengan penambahan polisi dan tentara meskipun tidak ada ancaman kekerasan yang terlihat.

Aksi penolakan terhadap Boycott terus berlanjut hingga hal ini membuat Boycott menjadi putus asa. Pada akhir tahun 1880, Boycott pun memutuskan pensiun dari pekerjaannya sebagai penarik uang sewa petani dan memilih pulang ke Inggris.

Kata "Boycott" mulai digunakan di surat kabar Inggris dan Irlandia untuk menggambarkan taktik Liga Tanah Irlandia yang menolak menggarap lahan milik tuan tanah yang bekerja sama dengan Captain Charles C. Boycott. 

Penggunaannya kemudian diperluas tidak lama setelah awal 1900-an ketika huruf besar "B" diganti dengan huruf kecil "b" untuk merujuk jenis tindakan ini, yakni menolak menggunakan sesuatu atau berurusan dengan seseorang sebagai bentuk protes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun