Banyak umat Islam percaya Nabi Muhammad Saw punya kucing kesayangan bernama Muizza. Bahkan ada kisah yang dinisbahkan pada Nabi Muhammad bahwa suatu ketika saat azan terdengar, Muizza sedang tertidur di atas salah satu lengan jubah beliau. Alih-alih mengangkat si kucing, Rasulullah memotong sebagian lengan bajunya agar tidak mengganggu tidurnya Muizza.
Faktanya, tidak ada satu pun hadis yang menceritakan Nabi Muhammad memiliki kucing. Jadi, kisah kucing bernama Muizza tidak boleh kita nisbahkan sebagai hadis Nabi.
Menurut para ahli sejarah Islam dan hadis, kisah yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad Saw ini kemungkinan besar adalah kisah seorang saleh bernama Ahmad Rufah. Suatu ketika, kucingnya datang dan tertidur di lengan jubahnya. Ketika waktu salat Jumat tiba, Ahmad Rufah tidak ingin mengganggu kucing itu, jadi dia memotong lengan bajunya alih-alih membangunkannya.
Dalam tradisi Islam kucing memang menjadi hewan peliharaan kesayangan. Salah seorang sahabat Nabi bernama Abdurrahman diberi gelar Bapak Kucing atau Abu Hurairah! Sebabnya karena Abu Hurairah ini sangat menyayangi kucing dengan selalu memberinya makan, minum dan tempat tidur bersama. Hubungan kucing dan tuannya ini begitu erat sehingga dikisahkan kucing milik Abu Hurairah selalu mengikuti ke manapun tuannya pergi, seolah menjadi bayangannya.
Islam mengajarkan kita untuk mengasihani semua ciptaan Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah pernah menegur beberapa sahabatnya karena menahan seekor anak burung yang jatuh dari sarangnya, sementara induknya terbang kebingungan mencari.
Dalam hadis yang lain, para sahabat bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?" Beliau menjawab, "Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kucing dalam Tradisi Islam
Kucing sendiri memiliki kedudukan yang istimewa sebagai hewan peliharaan kaum muslim. Kucing adalah hewan yang suci, dalam arti tidak mengandung najis kecuali kotorannya.
Dalam tradisi Islam, kucing dikagumi karena kebersihannya. Hewan lucu ini dianggap bersih sehingga diizinkan memasuki masjid, termasuk Masjidil Haram. Makanan yang dicicipi kucing juga dianggap halal. Maksudnya, makanan tersebut tidak jatuh haram hukumnya untuk dimakan. Bahkan dalam beberapa hadis menyebutkan, seseorang boleh berwudu untuk salat dengan air yang sama dengan air yang diminum kucing, asalkan tidak ada kotoran yang terlihat di mulut kucing.
Kucing juga bisa menjadi penyebab dosa yang cukup besar. Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Umar, diceritakan ada seorang wanita yang mengunci kucingnya dan tidak memberinya makan dan minum. Rasulullah berkata bahwa "hukumannya pada Hari Pembalasan adalah siksaan dan Neraka." (HR Bukhari).
Tradisi Islam yang lain juga menuturkan bahwa memelihara kucing bisa mendatangkan berkah bagi pemiliknya. Banyak umat Islam percaya kucing punya indera keenam dan mencari orang-orang yang berdoa. Kucing juga dianggap mendoakan tuan rumahnya agar mendapat rezeki yang berkah karena sudah memeliharanya.
Di jaman sekarang, kucing dengan tradisi Islam paling terkenal sedunia adalah Gli. Selama 16 tahun terakhir, Gli seolah menjadi penjaga dan penghuni tetap masjid Hagia Sophia, Istanbul. Gli adalah satu-satunya hewan yang bisa dengan bebas keluar masuk Hagia Sophia.
Popularitas Gli juga merambah ke dunia maya. Gli mungkin satu-satunya kucing di dunia yang punya akun Instagram resmi, dengan jumlah follower mencapai ratusan ribu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H