Iman Adalah Pondasi Kehidupan
Menurut Ibnu Majah, iman adalah keyakinan dalam hati yang diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan dapat juga dikatakan sebagai pandangan hidup dan sikap hidup. Iman bukan sekedar berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong muslim untuk berbuat. Karena itu, iman mempunyai manfaat dan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya.
Pada dasarnya, iman merupakan pondasi kehidupan manusia. Tanpa iman, hidup kita akan seperti kapas yang diterbangkan angin. Kacau, mudah terombang-ambing, tidak terarah, mudah dihanyutkan hawa nafsu yang menyesatkan. Iman-lah yang membuat kehidupan kita berbeda dengan kehidupan binatang.
Orang yang beriman hakikatnya percaya sepenuh hati, bahwa segala macam bencana atau musibah merupakan kehendak Allah. Karena itu, pertolongan paling baik juga datang dari Allah. Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. Kepada-Mu kami mengabdi dan kepada-Mu kami meminta pertolongan.
Orang yang beriman akan dapat menerima setiap musibah sebagai ujian ketakwaan dan menerimanya dengan ikhlas dan konsekuen. Ikhlas karena ia yakin Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada di balik musibah tersebut. Apa pun yang dikehendaki oleh Allah, orang yang beriman akan menerima tanpa syarat. Orang yang beriman selalu siap menerima kondisi yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.
Hubungan Antara Iman dan Imun
Tak hanya sebagai pondasi kehidupan, iman juga membawa banyak keberkahan bagi kita semua (hayyatun thoyyibah). Iman memberikan ketenangan jiwa dan ketenteraman hati (nafsul muthmainnah). Dari jiwa yang tenang dan hati yang tenteram inilah kemudian kita mendapatkan imun (kekebalan tubuh) untuk menangkal segala jenis penyakit.
Banyak penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan erat antara iman dan imunitas tubuh. Menurut American Psychological Association, "para ilmuwan telah menunjukkan bahwa praktik berdoa atau ibadah keagamaan dapat menurunkan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen, serta meringankan gejala yang terkait dengan beragam kondisi, termasuk hipertensi, radang sendi, insomnia, depresi, infertilitas, kanker, kecemasan, bahkan penuaan."
Orang yang beriman perilakunya selalu didasarkan pada tuntunan yang ada dalam syariat agamanya. Sebagai umat Islam, setiap aspek kehidupan kita hendaknya selalu berpegangan pada apa yang ditunjukkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Quran dan Hadis.
Orang yang Beriman Menganut Perilaku Hidup Sehat
Dengan iman, seorang mukmin tidak akan mudah terjerumus dalam perilaku atau kebiasaan hidup yang tidak sehat. Rasulullah Saw memberi teladan bagi kita, bagaimana kita bisa menjaga kesehatan dengan pola hidup yang sehat.Â
Misalnya saat kita makan tidak boleh berlebihan. Perut (pencernaan) harus menyediakan sepertiga bagian untuk makanan, sepertiga bagian untuk minuman, dan sepertiga bagian untuk pernafasan. Makanannya pun harus halalan thoyyiban (bukan sekedar halal, tetapi juga harus baik/sehat. Rasulullah juga memberi teladan agar setiap mukmin juga selalu menjaga kebersihan.
Menurut ilmu biologi, tindakan manusia diatur oleh hormon yang ada dalam tubuh. Di sisi lain, fungsi biologis tubuh mukmin dipengaruhi oleh imannya. Imanlah yang mengatur hormon, selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku, serta akhlak manusia. Misalnya ketika marah, seorang mukmin tidak akan marah berlebihan dan berkepanjangan karena iman menuntunnya untuk segera meredakan amarah dengan berwudhu.