Suatu malam di musim panas yang terik, Khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang berbaring di tempat tidur. Dia berkeringat dan merasa sangat tidak nyaman. Beberapa kali Khalifah Umar bin Abdul Aziz membolak-balikkan badannya.
Karena tidak kuat lagi dengan hawa yang panas, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memanggil pelayannya yang setia.
"Tolong kipasi saya karena malam ini sangat panas. Allah menyukai orang-orang yang memberikan kenyamanan kepada orang lain dan pahala-Nya sungguh besar," kata sang Khalifah.
Pelayan yang sangat mencintai dan menghormati khalifahnya itu sangat senang melayaninya. Angin sepoi-sepoi yang sejuk dan harum dari kipasnya membawa senyum ke bibir Khalifah yang saleh. Tak lama kemudian, Khalifah Umar bin Abdul Aziz tertidur.
Terbawa hembusan angin dari kipas yang diayunkannya, pelayan itu jadi mengantuk. Tak seberapa lama setelah Khalifah Umar bin Abdul Aziz tertidur, matanya perlahan mulai terkulai sampai akhirnya, dia juga ikut tertidur. Kipas angin terlepas dari jari-jarinya dan jatuh dengan lembut ke lantai.
Tiadanya hembusan angin lembut yang menyejukkan kamar membuat Khalifah Umar bin Abdul Aziz kembali merasa kegerahan. Khalifah pun terbangun dari tidurnya.
Usai menggosok matanya yang masih mengantuk, Khalifah melihat pelayannya tertidur di kursi, sementara kipas yang tadi dikipaskannya jatuh di bawahnya.
Khalifah yang baik hati tersenyum dan diam-diam mengangkat kipas itu. Ia tidak ingin mengganggu pelayannya. Alih-alih tidur kembali, Khalifah Umar bin Abdul Aziz malah mulai mengipasi sang pelayan dengan lembut.
Tak lama kemudian, giliran si pelayan yang terbangun. Alangkah kagetnya dia ketika melihat Khalifah Umar bin Abdul Aziz malah mengipasi dirinya. Padahal, semestinya dia yang mengipasi sang khalifah.
Khalifah yang saleh melihat kekhawatiran di wajah pelayannya, tersenyum dan berkata, "Apakah Anda terkejut melihat saya mengipasi Anda? Jangan khawatir. Ketika saya perlu tidur, Anda membuat saya tetap tenang dan nyaman. Ketika Anda membutuhkan tidur, gantian saya yang membuat Anda tetap nyaman. Ingatlah bahwa Anda adalah manusia yang sama seperti saya dan pantas mendapatkan rasa hormat dan perlakuan yang sama."