Presiden Jokowi keseleo lidah. Saat melakukan kunjungan untuk meninjau pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Padang, seksi Pekanbaru-Bangkinan, Kota Pekanbaru, Presiden Jokowi keliru menyebut Provinsi Padang, alih-alih yang benar Provinsi Sumatera Barat.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat dengan jelas Presiden berhenti sejenak sebelum menyebut Provinsi Padang. Entah apakah karena kurang jelas membaca teks, atau sedang berpikir keras.
Insiden ini tentu saja langsung ramai diperbincangkan netizen Indonesia, lengkap dengan interpretasi sesuai selera politik mereka. Bagi yang selama ini mengambil jarak dan oposan terhadap pemerintah, keseleonya lidah presiden langsung jadi makanan empuk.
"Pak Jokowi perlu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) nih."
"Berkali-kali salah sebut nama daerah. Bagaimana dulu nilai geografinya?"
"Coba pak Jokowi ikut TWK di KPK, kira-kira lulus gak ya?"
Pakar-pakar politik dadakan menghubungkan insiden ini dengan elektabilitas Jokowi di Sumatera Barat, khususnya Padang. Pada pilpres 2019 lalu, perolehan suara Jokowi di Provinsi Padang sangat memprihatinkan. Pakar politik ini kemudian menafsirkan keseleonya lidah presiden Jokowi akibat tidak percaya diri saat berpidato di depan tokoh-tokoh Padang yang dikenal kritis.
Berbeda lagi dengan mereka yang pro pemerintah. Netizen dan pakar politik pro pemerintah menganggap insiden keseleo lidah ini biasa saja, tak perlu dibesar-besarkan dan dibuat heboh.
"Ah, wajar kalau presiden menyebut Provinsi Padang. Kan memang Sumatera Barat lebih dikenal dengan Padang-nya."
"Bule saja menyebut Indonesia sebagai Bali kita anggap biasa, kenapa presiden salah nyebut Provinsi Padang jadi heboh?"
Saya tak hendak ikut-ikutan menafsirkan insiden keseleonya lidah presiden. Di sini, saya menyoroti sikap netizen pro pemerintah yang menganggap wajar atau membiarkan kesalahan yang dilakukan Presiden Jokowi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!