Bagaimanakah sikapmu ketika mendapat kesempatan silaturahmi dengan orangtua dan saudara saat Idul Fitri yang baru berlalu?
Apakah hari itu hanya hari biasa yang engkau biarkan berlalu tanpa makna?
Apakah siang harinya engkau sudah mengantuk lalu akhirnya tertidur lelap?
Apakah saat itu engkau merasa sulit untuk meneteskan air mata?
Hari itu harusnya engkau lebih banyak bersyukur ketika masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan.
Hari itu harusnya engkau lebih banyak bersyukur ketika masih melihat senyum saudara-saudaramu, merasakan kehangatan pelukan dan jabat tangan kasih sayang.
Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan seperti yang engkau miliki. Berkumpul bersama keluarga yang melengkapi seluruh perjalanan hidupmu.
Karena jika ayahmu wafat, hilanglah penasehatmu. Jika ibumu wafat, hilanglah cahayamu. Jika saudaramu wafat, hilanglah tangan kanan yang selalu membantumu. Jika saudarimu wafat, hilanglah senyumanmu.
Hidup ini singkat sekali. Tidak ada waktu untuk iri, dengki, berpura-pura dan memutus tali silaturahmi.
Saat Idul Fitri tiba, manfaatkan kesempatan silaturahmi dengan orangtua dan saudara sebaik-baiknya. Senyumlah dan maafkan siapa yang menyakitimu. Lapangkan dadamu untuk menampung segala kekecewaan dan ketersinggungan. Tutup kisah lama yang mungkin di dalamnya ada salah dan derita, lalu buka lembaran baru yang kelak bisa kita isi dengan kebaikan semata. Perbanyaklah minta maaf, dan memintakan ampun untuk mereka.
Karena kita tidak tahu, apakah kita bisa bersilaturahmi lagi dengan mereka.