Syarat pertama dan utama dalam mengajarkan ibadah pada anak adalah pengertian dan kesadaran orangtua terhadap wujud dan kepribadian sang anak. Sebesar apapun cinta dan kasih sayang kita kepada anak, hendaknya tak mengantar kita untuk mengajarkan ibadah yang belum sesuai dengan usia mereka dan membentuk anak menjadi sesuai apa yang kita inginkan, menjadi kelanjutan dari pribadi kita sendiri.Â
Mulai dari Ibadah yang Paling Mudah
Mengajarkan anak ibadah hendaknya harus dimulai dari hal yang paling sederhana. Jangan memaksakan anak untuk bisa langsung hafal niat atau doa-doa dalam ibadah tertentu. Melainkan biasakan mereka untuk bisa disiplin melakukan ibadah yang bisa mereka lakukan sendiri.
Misalnya untuk anak berusia 3-5 tahun atau pra taman kanak-kanak (pra TK), ajarkan mereka tata cara bersuci, terutama praktik wudhu. Kita bisa mengajarkan pada mereka gerakan dasar wudhu, atau rukun wudhu. Saat kita hendak berwudhu, ajaklah anak kita, lalu tunjukkan pada mereka gerakan yang masuk dalam rukun wudhu. Mulai dari membasuh muka sampai membasuh kaki.
Setelah anak-anak terbiasa melakukan wudhu, barulah kita kenalkan mereka dengan praktik salat 5 waktu beserta jumlah rakaatnya. Kenalkan pula anak-anak dengan suasana masjid. Jangan ragu mengajak anak-anak kecil untuk ikut salat berjamaah di masjid, sekaligus mengajarkan pada mereka bagaimana adab salat berjamaah agar anak-anak tidak menganggu jamaah salat lainnya.Â
Gunakan Metode Talaqi dan Pengulangan untuk Mengajarkan Niat dan Doa
Untuk pelajaran Akidah, pada anak usia balita kita bisa mulai mengajarkan kalimat syahadat, beserta artinya. Agar mereka bisa menghafal, gunakan metode talaqi dan pengulangan.
Contohnya seperti ini:
Kita bisa memotong kalimat syahadat dalam kata-kata pendek: Asyhadu Allaailaha -- illaallah. Waasyhadu anna -- Muhammadarrasulullah.
Kita pandu anak-anak dengan mengucapkan setiap kalimat 3 kali, kemudian meminta anak-anak mengulanginya 5 kali. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa mendengar dan mengucapkan kalimat yang bahasanya masih asing bagi mereka.
Metode talaqqi dan pengulangan ini bisa kita gunakan untuk mengajarkan anak-anak lafaz niat atau doa-doa dalam bahasa Arab.
Pada usia pra TK kita juga harus mulai membiasakan anak-anak mengucapkan kalimat toyyibah. Misalnya saat anak-anak jatuh ketika bermain, ajarkan mereka mengucapkan "innalillahi". Ketika melihat sesuatu yang menakjubkan, ajarkan mereka mengucapkan "masyaAllah" atau "Allohu Akbar".