Lagian, siapa yang mau bulu tubuhnya dipandangi orang lain? Apalagi bulu tubuh bagian sensitif.
Eh, tapi saya tidak sedang ingin membahas bulu tubuh lho ya, melainkan olahraga tepok bulu alias bulutangkis alias badminton.
Seharian ini, linimasa media sosial dipenuhi hujatan pada panitia lomba tujuhbelasan, sorry, Â maksudnya panitia Kejuaraan Yonex All England Open 2021. Sebab utamanya, tim negara kita dipaksa mundur hanya gara-gara ada satu penumpang dalam pesawat yang sama dengan tim Indonesia ketahuan positif Covid-19.
Seluruh rakyat Indonesia patut marah. Bulutangkis adalah satu-satunya cabang olahraga yang mampu mengangkat nama bangsa di kancah internasional. Bulutangkis adalah satu-satunya cabang olahraga yang bisa membuat beberapa atlet Indonesia menjadi legenda dunia.
Tapi mau marah kepada siapa?
Kepada penumpang yang positif Covid-19?
Kepada pemerintah Inggris yang memberlakukan protokol kesehatan begitu ketat?
Atau, kepada Badminton World Federation (BWF) yang memaksa tim Indonesia mundur?
Atau, kepada pemerintah yang tidak mau membantu tim bulutangkis kita agar bisa menyewa pesawat sendiri?
Yang jelas, kambing hitam dari insiden ini langsung tertuju pada BWF. Induk olahraga tepok bulu ini dituding pilih kasih. Padahal, mengacu pada protokol kesehatan, setiap individu yang pernah menjalin kontak dengan suspek Covid-19 harus melakukan isolasi.