Kata Bob Sadino, Setinggi apa pun posisi atau jabatanmu, sebesar apa pun gajimu, kalau masih bekerja di perusahaan orang lain kamu tetap karyawan. Sebaliknya, bila kamu beriwirausaha, sekalipun pendapatanmu sedikit, kamu adalah bos.
Ketika seorang karyawan resign atau mengundurkan diri, ada dua alasan yang paling sering dikemukakan:
- Mendapat pekerjaan baru yang lebih baik (dari sisi jabatan, gaji, fasilitas atau tempat kerja), atau
- Ingin berwirausaha
Tiga Kesalahan Pewirausaha Pemula
Sayangnya, banyak karyawan yang memutuskan resign karena ingin berwirausaha tanpa sadar sering melakukan 3 kesalahan berikut ini:
Tidak Memiliki Dana Darurat
Mungkin saking semangatnya menjalani usaha baru, banyak pewirausaha pemula yang menghambur-hamburkan dana, seolah tidak ada lagi hari esok. Karena punya mimpi, punya tujuan, kadang mereka ingin mewujudkannya dengan cepat. Akhirnya dana yang ada tidak diatur secara efektif dan efisien.
Itu dulu yang saya lakukan ketika merintis usaha kafe bersama teman. Beli ini beli itu, dana buat promosi, belanja bahan baku. Waktu itu saya berpikir mumpung ada dana yang bisa dimanfaatkan, tanpa sempat berpikir bahwa setiap usaha rintisan itu tidak ada yang langsung sukses dan berjalan mulus.
Ternyata benar, belum sampai satu tahun bisnis kafe yang saya jalankan mulai goyah. Pelanggan sepi, pemasukan sedikit, sementara biaya operasional harus tetap ada.Â
Saya lihat rekening tabungan yang saya buat khusus untuk bisnis, dana yang ada tersisa sedikit. Akhirnya, usaha saya pun layu sebelum berkembang.
Kalau ingin merintis usaha, jangan menghabiskan semua dana yang ada. Sisakan sebagai cadangan untuk keadaan darurat, baik itu untuk keperluan usaha maupun pribadi.
Tidak Punya Rencana Strategis
Banyak pebisnis pemula menjalankan usaha mereka tanpa punya rencana yang jelas. Pokoknya asal jalan. Pokoknya jualan.
Dalam berwirausaha, jangan pakai kata pokoknya. Berlaku fleksibel boleh, tapi jangan ngawur.
Buatlah rencana strategis. Apa yang hendak kita capai dalam waktu dekat, bagaimana cara mencapainya. Bedah rencana itu dengan cara SMART:
- Specific (detail, sederhana, masuk akal, signifikan)
- Measurable (terukur, bermakna, memotivasi)
- Achievable (bisa disepakati, bisa tercapai)
- Relevant/Realistic (masuk akal, realistis dan bersumber daya, berbasis hasil)
- Time base (berdasarkan waktu, waktu terbatas, waktu / biaya terbatas, tepat waktu, sensitif waktu)
Tidak Punya Komitmen Penuh
Biasanya, karyawan yang memutuskan resign karena ingin berwirausaha memulai bisnisnya itu sebagai usaha sampingan. Saya dulu juga begitu.
Dari coba-coba jualan kopi, kemudian laris dan banyak pelanggan, akhirnya memutuskan untuk resign dan meneruskan usaha tersebut.
Nah, karena memulainya sebagai usaha sampingan, seringkali pola pikir ini masih terbawa. Ketika resign dan menjalankan usaha sendiri, banyak yang tidak berkomitmen seratus persen pada bisnis rintisannya tersebut. Bayang-bayang bisnis itu hanya bisnis sampingan seringkali masih dibawa.
Memulai sebuah bisnis rintisan tentu membutuhkan tekad penuh dan harus dijalankan dengan totalitas. Jangan pernah menjalankan bisnis rintisan sebagai pekerjaan sampingan atau ala kadarnya.
Ingat, sukses menuntut KOMITMEN. Dan memang komitmen sejati akan benar-benar terjadi jika kita mencintai dan menyukai pekerjaan kita. Inilah yang dapat mendorong bisnis rintisan kita terus maju.
***
Nah, belajar dari kesalahan-kesalahan di atas, buat kamu yang ingin resign dan berwirausaha diharapkan lebih mampu dalam menyusun peta jalan yang lebih baik.Â
Siapkan tujuan dan strategi untuk mencapainya. Cari tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dan untuk setiap langkah yang kita lakukan, apakah sudah mampu mendekatkan kita pada kita inginkan atau tidak.
Jangan mengulang kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan banyak pewirausaha pemula, kesalahan yang akhirnya membuat kandas kendaraan bisnis rintisan kita di perjalanan.
"Permainan ini mengalami pasang surut, tetapi Anda tidak akan pernah bisa kehilangan fokus pada tujuan individu Anda. Dan Anda tidak bisa membiarkan diri Anda dikalahkan karena kurangnya usaha." -- Michael Jordan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H