Buatlah rencana strategis. Apa yang hendak kita capai dalam waktu dekat, bagaimana cara mencapainya. Bedah rencana itu dengan cara SMART:
- Specific (detail, sederhana, masuk akal, signifikan)
- Measurable (terukur, bermakna, memotivasi)
- Achievable (bisa disepakati, bisa tercapai)
- Relevant/Realistic (masuk akal, realistis dan bersumber daya, berbasis hasil)
- Time base (berdasarkan waktu, waktu terbatas, waktu / biaya terbatas, tepat waktu, sensitif waktu)
Tidak Punya Komitmen Penuh
Biasanya, karyawan yang memutuskan resign karena ingin berwirausaha memulai bisnisnya itu sebagai usaha sampingan. Saya dulu juga begitu.
Dari coba-coba jualan kopi, kemudian laris dan banyak pelanggan, akhirnya memutuskan untuk resign dan meneruskan usaha tersebut.
Nah, karena memulainya sebagai usaha sampingan, seringkali pola pikir ini masih terbawa. Ketika resign dan menjalankan usaha sendiri, banyak yang tidak berkomitmen seratus persen pada bisnis rintisannya tersebut. Bayang-bayang bisnis itu hanya bisnis sampingan seringkali masih dibawa.
Memulai sebuah bisnis rintisan tentu membutuhkan tekad penuh dan harus dijalankan dengan totalitas. Jangan pernah menjalankan bisnis rintisan sebagai pekerjaan sampingan atau ala kadarnya.
Ingat, sukses menuntut KOMITMEN. Dan memang komitmen sejati akan benar-benar terjadi jika kita mencintai dan menyukai pekerjaan kita. Inilah yang dapat mendorong bisnis rintisan kita terus maju.
***
Nah, belajar dari kesalahan-kesalahan di atas, buat kamu yang ingin resign dan berwirausaha diharapkan lebih mampu dalam menyusun peta jalan yang lebih baik.Â
Siapkan tujuan dan strategi untuk mencapainya. Cari tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dan untuk setiap langkah yang kita lakukan, apakah sudah mampu mendekatkan kita pada kita inginkan atau tidak.
Jangan mengulang kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan banyak pewirausaha pemula, kesalahan yang akhirnya membuat kandas kendaraan bisnis rintisan kita di perjalanan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!