Rasulullah pun mengikuti saran Nabi Musa, kembali ke Sidrotul Muntaha meminta keringanan kepada Allah. Akhirnya Rasulullah SAW mendapat diskon, dari 50 kali sehari menjadi 45 kali sehari.
Ketika Rasulullah turun, kembali beliau dicegat oleh Nabi Musa dan ditanya berapa kali salat yang diwajibkan bagi umat Islam. Ketika Rasulullah menjawab dapat diskon menjadi 45 kali, Nabi Musa menyarankan agar Rasulullah meminta keringanan lagi.
"Masih terlalu berat. Umatmu tak akan kuat", kata Nabi Musa.
Begitulah, Rasulullah dengan sabar bolak-balik kembali ke Sidrotul Muntaha meminta keringanan atas kewajiban salat bagi umatnya hingga kemudian dikurangi sampai menjadi 5 waktu sehari. Toh, Nabi Musa masih saja menyarankan untuk kembali menghadap Allah dengan alasan masih memberatkan. Tapi kali ini Rasulullah menolak karena merasa malu. Akhirnya perintah salat 5 waktu sehari itu pun berlaku bagi setiap umat Islam hingga hari akhir nanti.Â
Sabar untuk Menyempurnakan Salat
Sekalipun sudah didiskon besar-besaran, dari 50 kali menjadi 5 kali sehari, ternyata umat Islam masih belum bisa sabar mendirikan salat. Terbukti sampai detik ini dari generasi akil baligh sampai yang sudah bau kuburan masih dijumpai kalangan yang bolong-bolong catatan shalat fardhu-nya.
Atas dasar kesabaran pula salat itu kita tegakkan. Sayangnya, di antara kesalahan besar yang  terjadi pada sebagian orang yang salat adalah tidak sabar ketika salat. Apalagi ketika salat tarawih.Â
Sebagian besar dari kita lebih senang memilih untuk salat Tarawih di masjid atau mushola yang imamnya memimpin salat dengan cepat. Sekali waktu jika ada imam yang bacaan suratnya panjang, dan gerakan salatnya lama, dalam hati sebagian jamaah ada yang menggerundel, dan membatin tak senang.
Padahal, sabar hakikatnya merupakan salah satu rukun salat. Sabar yang dimaksud adalah tuma'ninah, berdiam sebentar agar kita dapat menyempurnakan gerakan maupun bacaan salatnya.
Kepada orang-orang yang tidak sabar saat salat, Nabi Muhammad SAW menganggapnya sebagai pencuri yang paling buruk, sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad:
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda,
"Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!