B. Melakukan upaya ekstra untuk memastikan bahwa mereka terlibat dalam diskusi tim
C. Biarkan saja, karena mereka mungkin membutuhkan ruang
Tiga Macam Gaya Kepemimpinan
Gaya Otokratis
Jika 2 dari 3 jawabanmu adalah A, kamu paling sering mengadopsi  gaya kepemimpinan otoriter atau otokratis. Kamu jarang berdiskusi dan musyawarah dengan anggota tim. Kamu cenderung ingin memberi tahu mereka apa yang kamu inginkan, kapan kamu menginginkannya, dan bagaimana kamu ingin mewujudkannya.
Gaya kepemimpinan otoriter tidak selamanya buruk. Gaya ini justru diperlukan dan dapat bekerja dengan baik dalam situasi krisis, ketika tugas harus diselesaikan dengan cepat.
Namun hati-hati, jika komunikasimu buruk, atau caramu menyampaikan perintah kepada tim tidak baik, gaya kepemimpinan otoriter ini  kemungkinan besar akan menurunkan semangat, menurunkan motivasi, dan dapat membuat kerjasama tim buyar.
Sebaliknya, kamu dapat menunjukkan rasa hormat kepada anggota tim dengan memberikan alasan untuk setiap keputusan yang kamu ambil dan perintahkan. Luangkan waktu untuk menjelaskan kepada tim Mengapa Aturan Ada. Maksudnya, jelaskan lebih dulu apa harapan dan target yang ingin dicapai, serta bagaimana caranya.
Gaya Demokratis
Jika 2 dari 3 jawabanmu adalah B, kamu condong ke arah gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif. Kamu cenderung menetapkan parameter untuk pekerjaan dan memiliki keputusan akhir, sekaligus secara aktif melibatkan anggota tim dalam prosesnya.
Gaya kepemimpinan ini dapat membangun kepercayaan antara dirimu dan seluruh anggota tim. Mereka merasa dihargai karena dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dengan pendekatan ini, kamulah yang menetapkan tujuan, memandu diskusi tim, dan membuat keputusan akhir.
Pada saat yang sama, kamu juga memberi pengakuan bahwa setiap orang dalam tim dapat memiliki wawasan yang berharga tentang suatu masalah atau proses. Dengan aktif mengajak anggota tim berdiskusi, kamu mendapatkan masukan kreatif  dan ide segar yang tidak akan kamu dapatkan jika bekerja sendiri.
Namun, gaya ini tidak bagus diterapkan dalam situasi yang membutuhkan keputusan cepat karena malah akan memperlambat. Kalau kamu mengajak anggota tim berdiskusi dalam setiap masalah atau pengambilan keputusan, kemungkinan besar kamu tidak berhasil memenuhi tenggat waktu target.
Jadi, pastikan kamu punya prioritas keputusan, mana yang harus kamu ambil sendiri, dan mana yang bisa kamu bagikan serta konsultasikan dengan orang lain.