Hari ini umat Islam Indonesia kehilangan sosok ulama panutan. Syekh Ali Jaber, ulama asal Madinah yang sudah menjadi warga negara Indonesia meninggal dunia usai di rawat intensif di rumah sakit Yarsi, Jakarta. S
Sebelumnya, Syekh Ali Jaber dikonfirmasi positif Covid-19 hingga harus dirawat di ruang ICU. Meski kondisinya sudah sempat membaik dan akhirnya terkonfirmasi negatif Covid-19, Allah rupanya lebih sayang kepada Syekh Ali Jaber. Pada Kamis 14 Januari 2021 pagii, Syekh Ali Jaber dipanggil menghadap ke hadirat Ilahi.
Profil Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber merupakan nama panggilan dari pemilik nama asli Ali Saleh Ali Muhammad Jaber. Beliau lahir di Madinah, 3 Februari 1976. Masa kecil Syekh Ali Jaber dilalui dengan pendidikan agama yang ketat.
Keluarga Ali Jaber memang dikenal sangat religius. Ayahandanya pula yang memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al Quran. Dalam mendidik agama, khususnya Al Quran dan salat, ayahnya sangat tegas, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan salat
Usia 11 Tahun Sudah Hafal Al Quran 30 Juz
Meski awalnya menuruti tuntutan sang ayah, Ali Jaber akhirnya menyadari belajar Al Quran merupakan kebutuhannya sendiri sebagai seorang muslim. Hingga akhirnya pada usia 11 tahun, Ali Jaber sudah mampu menghafal Al Quran 30 juz.
Tak hanya dari ayahnya, Syekh Ali Jaber juga berguru Al Quran kepada beberapa ulama besar Madinah. Di antaranya adalah Syekh Abdul Bari'as Subaity, Imam Masjid Nabawi dan pernah menjadi Imam Masjidil Haram; Syekh Said Adam, Ketua Pengurus Makam Rasulullah SAW dan pemegang kunci makam Rasulullah SAW; Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari', Ketua Majelis Percetakan Al Quran Madinah dan Imam Masjid Quba, serta Syekh Muhammad Ramadhan, Ketua Majelis Tahfidzul Quran di Masjid Nabawi.
Selepas menamatkan pendidikannya, Syekh Ali Jaber kemudian meneruskan perjuangan ayahnya untuk berdakwah di masjid keluarga. Di Madinah, Syekh Ali Jaber mengelola masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Dakwah beliau kemudian meluas hingga ke masjid-masjid lain di seputaran kota Madinah.
Selama tinggal di Madinah, beliau menjadi guru tahfidz Al Quran di masjid Nabawi, Madinah. Â Beliau kemudian juga ditunjuk menjadi imam sebuah masjid di Madinah.
Hijrah dan Berdakwah di Indonesia
Pada 2008, Syekh Ali Jaber hijrah ke Indonesia. Hijrahnya Syekh Ali Jaber, selain untuk meluaskan syiar dakwah Islam, juga karena dorongan istri beliau, Umi Nadia yang asli Lombok namun lama tinggal di Madinah.
Dalam sebuah kesempatan usai melaksanakan salat Maghrib di Masjid Sunda Kelapa, salah seorang pengurus masjid memintanya menjadi imam salat tarawih, karena saat itu bulan Ramadan sudah hampir menjelang. Syekh Ali Jaber akhirnya menyanggupi dan sejak itulah nama beliau lekat di hati masyarakat.