Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencegah Kemungkaran Lebih Berat daripada Mengajak pada Kebaikan

2 Desember 2020   19:52 Diperbarui: 2 Desember 2020   20:01 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, di pos RT komplek rumahmu ada sekelompok anak muda sedang main judi dan mabuk-mabukan. Beranikah kamu menegur dan mengingatkan mereka?

Yah, setidaknya dengan perkataan seperti ini, "Pren, judi dan mabuk-mabukan itu dilarang agama. Haram hukumnya, berdosa."

Kemungkinan besar kamu tidak berani melakukan hal tersebut. Kemungkinan besar kamu hanya berkata dalam hati, "Duh, pak RT mana sih? Ada orang mabuk-mabukan kok dibiarkan saja."

Tidak mengapa, setidaknya nuranimu sudah berkata benar, karena inilah selemah-lemahnya iman.

Jadi memang selalu begitu. Mencegah kemungkaran lebih berat daripada mengajak seseorang pada kebaikan. Kita bisa dengan entengnya berkata pada tetangga sebelah, "Udah azan nih, ke masjid yuk!"

Tapi kita menutup mata dan telinga bila ada mahasiswa/mahasiswi yang kos di tetangga sebelah membawa pacarnya menginap. Kita hanya bisa berkata dalam hati, "Ah, ngapain ikut campur urusan orang lain. Toh dosa-dosa dia sendiri."

Itu sebabnya, pendakwah yang getol mencegah kemungkaran lebih sering dibenci daripada pendakwah yang menyeru pada kebaikan. Ada banyak pendakwah yang  mengajarkan kebaikan, namun sedikit sekali pendakwah yang berani mencegah kemungkaran.

Padahal, Islam (dan juga agama manapun) berdiri pada dua pondasi: amar makruf nahi mungkar, mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan. Ada keseimbangan antara ajakan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. 

Kebaikan tidak akan terjadi selama masih ada kemungkaran. Begitu sebaliknya, kemungkaran tidak akan hilang jika tidak ada yang menyeru kebaikan. Keduanya bisa dilakukan dengan kelembutan atau kekerasan. Kadang lembut lebih efektif, kadang keras yang lebih efektif.

Mengajak pada kebaikan memang harus dengan cara yang lembut. Mustahil bila kita mengajak seseorang dengan nada keras, apalagi memakai ancaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun