Rumah itu dulunya milik Pak Kromo. Sudah hampir 5 tahun ini tak berpenghuni. Pak Kromo dan keluarganya meninggalkan rumahnya setelah menantunya meninggal dunia.
Kalau meninggalnya secara wajar sih tidak mengapa. Yang mengherankan warga desa Argomukti, menantu Pak Kromo ini meninggal dunia usai tiga kali keguguran. Setiap kali keguguran, usia janin di kandungan belum genap 5 bulan. Dan pada keguguran yang ketiga kalinya itulah menantu Pak Kromo meninggal dunia.
Setelah itu, pak Kromo dan anaknya pindah ke luar daerah dan rumahnya dijual. Namun, karena tak ada yang mau membeli, rumah itu akhirnya dibiarkan kosong. Hingga suatu hari seorang bapak tua tiba dan tinggal di sana.
***
Pagi itu, Burhan yang baru membuka pintu rumahnya terkejut melihat ada sosok melangkah masuk ke halaman rumah Pak Kromo, dan dengan santainya membuka pintu rumah lalu masuk ke dalam. Rumahnya terletak di ujung jalan desa, tepat sebelum rumah Pak Kromo yang kosong. Tergesa-gesa, Burhan mengeluarkan sepeda motornya, dan begitu mesinnya menyala langsung tancap gas ke rumah Pak Carik hendak melaporkan peristiwa tersebut.
"Pak Carik, ada orang yang masuk ke rumah pak Kromo!" kata Burhan dengan tergopoh-gopoh memasuki rumah Pak Carik.
"Maksudmu pencuri? Kenapa gak langsung kamu tangkap?" tanya Pak Carik.
"Kayaknya bukan pencuri, Pak. Gerak-geriknya gak mencurigakan. Wong dia masuk ke dalam rumah dengan santai, kayak rumahnya sendiri," jawab Burhan. Diambilnya cangkir kopi di atas meja lalu disruputnya perlahan. Nikmat.
Mata Pak Carik memandang jengkel. Kopi buatan istrinya disruput Burhan begitu saja. Namun kejengkelannya menguap begitu mendengar laporan Burhan. Kalau bukan pencuri, terus siapa? Sudah hampir 5 tahun ini rumah Pak Kromo kosong, dan tak ada kabar berita apapun dari Pak Kromo atau keluarganya.
"Kamu yakin orang itu bukan pencuri?" tanya Pak Carik lagi.