Baru ketika ada penumpang yang tertarik, ia bertanya berapa pak permen yang hendak dibeli. Ketika semua permen jahe sudah ia ambil, baik ada yang membeli atau tidak, pedagang asongan itu menyampaikan kalimat penutup:
"Terima kasih para penumpang sekalian. Semoga perjalanan bapak ibu penumpang aman dan selamat sampai tujuan. Sampai berjumpa kembali di lain kesempatan."
Seperti itulah presentasi a la pedagang asongan di bus kelas ekonomi. Lalu, apa yang bisa kita pelajari darinya?
Keyakinan Pada Produk yang Dipresentasikan
Kalau kita perhatikan cara pedagang asongan menerangkan produknya, dia menyampaikannya dengan penuh semangat dan keyakinan. Dia yakin produk yang dijualnya adalah yang terbaik. Padahal, mungkin saja kita pernah membeli permen jahe yang lebih enak dan lebih bagus kemasan produknya.
Begitu pula dalam menyusun presentasi, kita harus yakin pada konten atau materi presentasi tersebut. Agar bisa yakin, tentu saja kamu harus menguasai sepenuhnya materi presentasi.
Struktur Presentasi
Berikutnya yang bisa kita pelajari adalah pedagang asongan itu mempresentasikan produknya secara terstruktur. Dia menyampaikan kalimat pembuka berupa sapaan, fitur produk yang ia jual, benefit atau keunggulan dari produk tersebut, contoh produk ia bagikan, lalu ditutup dengan harapan.
Target Pemirsa
Dengan waktu yang cukup singkat, tidak mungkin pedagang asongan itu menjelaskan fitur dan keunggulan permen jahe yang ia jual secara lengkap. Maka, pedagang asongan itu pun menyampaikan fitur dan benefit produk sesuai dengan target pemirsa.
Karena ia menjual permen jahe pada penumpang bus, ia sampaikan keunggulan permen jahe yang sesuai dengan situasi saat itu saja: mencegah mabuk perjalanan dan masuk angin.
Saya yakin, seandainya ia menjual permen jahe itu pada pengunjung tempat wisata, di daerah dataran tinggi, maka fitur dan benefit dari permen jahe yang ia presentasikan tidak akan sama. Dari "mencegah mabuk perjalanan" menjadi "menghangatkan tubuh". Keduanya sama-sama benefit dari pemen jahe, tapi si pedagang asongan itu memilih benefit yang sesuai dengan target audiens-nya.
Gaya Penyampaian Presentasi
Tidak ada pedagang asongan dalam bus yang berjualan dengan suara lemah. Semua pedagang asongan menjual dan menyampaikan presentasi produknya dengan suara lantang dan gaya yang tegas. Kalimat demi kalimatnya terdengar membahana hingga ke seluruh pelosok bus, dan mengguncang siapapun yang berani mencoba terlelap.
***