Sesekali, naiklah bus kelas ekonomi dari terminal. Di sana, kamu bisa belajar teknik presentasi atau cara menyusun konten presentasi secara efektif.
Belajar dari siapa?
Dari pedagang asongan!
Saat bus kelas ekonomi yang kamu tumpangi hendak berangkat, atau mungkin di sela-sela menurunkan dan menaikkan penumpang di terminal-terminal dalam rute perjalanannya, bisa dipastikan ada satu atau beberapa pedagang asongan yang berjualan di dalam bus.
Perhatikan cara mereka berjualan. Lebih tepatnya, perhatikan cara mereka menyampaikan presentasi tentang produk yang mereka jual.
"Selamat pagi para penumpang bus Mekar Jaya yang terhormat. Mohon maaf sudah menganggu waktunya. Kali ini saya membawakan satu produk herbal yang sangat bermanfaat bagi para penumpang sekalian. Permen Jahe!"
Setelah menyampaikan kalimat pembukaan, pedagang asongan itu kemudian membagikan satu pak berisi beberapa bungkus permen jahe ke setiap bangku bus yang terisi penumpang. Sambil membagi-bagikan, pedagang asongan tersebut melanjutkan presentasinya.
"Permen ini terbuat dari jahe murni. Rasanya manis dengan khasiat mampu mencegah mabuk perjalanan dan masuk angin. Harganya murah bapak ibu penumpang sekalian. Hanya 5000 rupiah per pak isi 20 bungkus permen jahe.
Bapak ibu penumpang tidak akan mendapati permen ini di toko-toko manapun, bahkan di alfamaret dan indomaret juga tidak dijual. Hanya di bus ini bapak ibu bisa membeli permen jahe khusus agar perjalanan bapak ibu nyaman sampai di tujuan."
Sampai di bangku paling belakang, pedagang asongan itu balik ke depan, kemudian mengambil kembali satu per satu dagangannya di masing-masing bangku. Pedagang asongan itu tidak bertanya apakah ada yang penumpang yang mau membeli. Ia hanya fokus menerangkan produk permen jahenya.