Penghargaan STA ini juga membuat pihak Istana turut berkomentar. Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman melalui akun twitternya mengatakan Sustainable Transportation Award yang diraih pemprov DKI Jakarta tak lepas dari peran Jokowi dan Ahok yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sebelum Anies Baswedan.Â
Akhirnya semua pekerjaan transportasi publik yang DIRINTIS Presiden @jokowi & @basuki_btp dari #MRTJakarta #LRTJabodebek #KeretaApiBandara #6TolDalamKota juga #TransJakarta Pak Sutiyoso mendapatkan penghargaan. Terimakasih @aniesbaswedan sudah melanjutkan ~ FR #JakartaJuaraDunia pic.twitter.com/urdY77iCq9--- Fadjroel Rachman (@fadjroeL) October 31, 2020
Nah, komentar jubir presiden inilah yang mengundang perdebatan netizen. Banyak netizen menilai komentar Fadjroel Rahman yang menyebut penghargaan sistem transportasi ini diraih berkat apa yang sudah dirintis Jokowi dan Ahok sebelumnya, sangat memalukan. Fadjroel dianggap ingin mendompleng momentum dengan tujuan mengangkat citra presiden Jokowi (dan Ahok).
Sebenarnya tak ada yang salah dengan komentar Fadjroel Rahman. Setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini pasti ada kontribusi dari pemerintah sebelumnya. Namun, gaya komunikasi Fadjroel Rahman sangat tidak tepat karena seolah hanya menonjolkan peran Jokowi dan Ahok serta menafikan kerja keras Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta saat ini.
Sustainable Transportation Award merupakan penghargaan tahunan yang diberikan pada kota dengan proyek transportasi inovatif dan berkelanjutan. Indikator penilaian inovatif dan berkelanjutan dihitung sejak 18 bulan terakhir. Yang dinilai adalah pengembangan sistem transportasi, bukan perintisan sistem transportasi. Tentu saja, pengembangan tak akan ada bila tidak ada yang merintisnya.
Karena itu, wajar apabila pada masa jabatan Anies Baswedan kota Jakarta berhasil meraih penghargaan ini karena sistem transportasi publik di Jakarta sudah berkembang sedemikian baiknya. Jokowi dan Ahok yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta juga turut berjasa karena ada beberapa program pembangunan transportasi yang mereka rintis terus dikembangkan pemprov DKI Jakarta hingga kini.
Anies Baswedan sendiri tidak pernah mengklaim penghargaan ini sebagai hasil kerja pribadinya, melainkan kemenangan warga Jakarta. Bahasa seperti inilah yang seharusnya digunakan Fadjroel Rahman sesuai kapasitasnya sebagai jubir presiden dalam mengomentari penghargaan yang diraih pemprov DKI Jakarta.
Juru bicara presiden adalah pejabat yang ditunjuk oleh presiden untuk menyampaikan berbagai komentar resmi atas nama presiden. Sebagai juru bicara, itu artinya dia sudah 'mewakafkan' hak bicara pribadinya kepada atasan/institusi terutama dalam domain publik.
Alih-alih menonjolkan peran Jokowi dan Ahok, Fadjroel Rahman seharusnya memakai momentum penghargaan STA yang diraih DKI Jakarta untuk mendorong 12 kawasan metropolitan di Indonesia agar segera mengembangkan sistem transportasi publik yang lestari. Juru bicara presiden semestinya memberi semangat kepada kepala daerah lainnya agar tidak malu dan mau mencontoh keberhasilan pemprov DKI Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H