Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Video Investigasi Narasi TV Menampar Kinerja Polisi

29 Oktober 2020   21:36 Diperbarui: 29 Oktober 2020   21:42 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Video investigasi pembakaran halte Trans Jakarta dari Narasi TV menampar media arus utama dan aparat kepolisian (tangkapan layar dok. narasi)

Tanggapan pihak aparat kepolisian ini malah mengundang satu pertanyaan besar: Kalau video investigasi Narasi TV dijadikan bahan penyelidikan, lalu siapa yang sudah dijadikan tersangka terkait pembakaran halte tersebut versi polisi?

Pada 12 Oktober lalu, Polda Metro Jaya merilis 4 tersangka pembakaran yang berhasil ditangkap. Meski wajah keempat tersangka tersebut memakai masker, menurut Narasi TV tak ada satu pun dari keempatnya yang ciri-cirinya sama dengan hasil analisa Narasi TV.

Narasi TV sempat mengonfirmasi temuan mereka ke Polda Metro Jaya. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, pihaknya mengakui belum menangkap tersangka yang wajahnya viral di media sosial.

Setelah wawancara bangku kosong, tayangan video investigasi pembakaran halte Trans Jakarta ini merupakan hasil karya jurnalistik terbaik dari kanal televisi yang dibesut Najwa Shihab. Di saat publik mulai bosan dan skeptis dengan jurnalisme media-media utama yang cenderung hiper-partisan, Narasi TV menjadi pilihan utama bagi publik untuk mendapatkan informasi sesuai fakta yang sebenarnya, bukan yang dibingkai atas nama kepentingan pemilik modal. 

Investigasi Narasi TV Mirip dengan Film "Kill The Messenger"

Video investigasi Narasi TV ini mengingatkan saya pada film "Kill The Messenger". Film yang dibintangi Jeremy Renner dan disutradari Michael Cuesta ini menceritakan kisah nyata jurnalis investigasi Garry Webb dari surat kabar lokal San Jose Mercury News.

Pada tahun 1996, Webb menulis tiga artikel bersambung dengan judul "Dark Alliance" di Mercury News. Webb, yang pada tahun 1989 pernah memenangkan penghargaan Pulitzer menuliskan laporan investigasi bahwa CIA bertanggung jawab atas sebagian besar pengiriman kokain ke Amerika Serikat pada tahun 1980-an.

Webb melakukan penyelidikan selama setahun di mana ia menemukan sumber peredaran narkoba yang berbasis di San Francisco, yang memiliki hubungan dengan kelompok Kontras Nikaragua yang disponsori CIA. Bandar yang disebutnya FDN ini kemudian menjual kokain ke dealer di South Central Los Angeles.

Jutaan dolar yang dihasilkan dari penjualan itu kemudian digunakan untuk mendanai perang rahasia melawan rezim Sandinista yang berhaluan kiri. Singkatnya, Webb menuduh CIA terlibat dalam upaya membuat ribuan orang Afro-Amerika yang miskin kecanduan kokain untuk mendanai para pemberontak di Amerika Tengah.

Tulisan Webb langsung memantik perhatian publik. Mercury News laku keras. Ceritanya menarik ratusan ribu pembaca ke situs surat kabar pada saat frasa "menjadi viral" masih menjadi binar di mata internet. Ketertarikan publik lebih banyak disebabkan adanya foto pendukung yang menggambarkan tangan kasar dari seorang pria yang merokok di bawah segel CIA.

Tentu saja, tulisan Webb langsung membuat CIA kelabakan dan sibuk menyiapkan alibi serta pembelaan. Lebih dari itu, tulisan Webb juga mempermalukan banyak surat kabar besar atau media arus utama. Bagaimana mungkin sebuah surat kabar lokal bisa membuat jurnalisme investigasi yang meledak dan menjadi viral?

Sama seperti video investigasi pembakaran halte Trans Jakarta. Meski kasusnya cukup "sepele", tak sepenting dan segenting kasus yang diselidiki Garry Webb, tapi video ini mampu menampar dengan telak media arus utama sekaligus aparat kepolisian itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun