Pasar tanaman hias pun langsung diserbu pembeli, ingin mencari Janda Bolong yang lubang daunnya unik dan berestetika. Para petani dan penghobi tanaman hias ramai-ramai mencoba membudidayakannya. Marketplace penuh sesak dengan toko-toko online yang memajang dan menjual beraneka ragam tanaman hias lainnya, mencoba bersaing dengan popularitas si Janda Bolong. Siapa tahu ada Dewi Fortuna yang nempel sehingga jenis tanaman hias itu bisa sepopuler Janda Bolong. Dengan kondisi ini, apakah bisa perekonomian kita dikatakan masuk ke jurang resesi?
Ternyata, masyarakat kita jauh lebih kreatif daripada pemerintah. Mereka bisa menggerakkan roda perekonomian sendiri, di saat pemerintah baru mulai mengumumkan terjadinya resesi. Menkeu Sri Mulyani harusnya malu dan bisa belajar dari fenomena melejitnya harga Janda Bolong. Jika masyarakat kita sudah siap, pemerintah harusnya bisa lebih siap lagi mengantisipasi datangnya ancaman resesi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H