Seperti yang sudah saya duga, keputusan Gubernur DKI Jakarta yang memberlakukan kembali PSBB total mulai 14 September 2020 nanti mendapat "perlawanan" dari pemerintah pusat. Beberapa menteri secara tersirat menolak kebijakan tersebut dengan beberapa alasan.
Menteri-menteri Jokowi Komentari Kebijakan Anies
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto termasuk yang paling keras mengkritik keputusan Anies tersebut. Menurut Airlangga, yang harus dibenahi adalah kebijakan ganjil genap karena penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh penularan di transportasi umum, setelah skema ganjil-genap diberlakukan kembali oleh Anies.
"DKI sebetulnya melakukan PSBB penuh, transisi, dan ini mau dilakukan penuh kembali. Karena sebagian besar dari yang terpapar dari data yang ada, 62% (pasien positif Corona) di RS Kemayoran basisnya akibat transportasi umum. Sehingga beberapa hal yang perlu dievaluasi terkait dengan ganjil-genap. Ini sudah sampaikan ke Gubernur DKI," tutur Airlangga usai Rakornas Kadin yang digelar secara virtual pagi ini, Kamis (10/9/2020).
Airlangga pun meminta Anies untuk tetap mengijinkan kegiatan perkantoran dengan jam fleksibel agar perekonomian masih tetap berjalan.
"Perkembangan di DKI minggu depan kembali PSBB. Namun kami sudah menyampaikan bahwa sebagian besar kegiatan perkantoran melalui flexible working hours sekitar 50% di rumah, dan 50% di kantor," ujar Airlangga.
IHSG Anjlok Karena Pengumuman Anies
Tak hanya itu, Airlangga juga terkesan menyalahkan Anies karena usai pengumuman pemberlakuan kembali PSBB total, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok.
"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement (pengumuman) Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam, sehingga indeks (saham) tadi pagi sudah di bawah 5000," ungkap Airlangga.
Ia mengatakan, keputusan memperketat PSBB Jakarta ini berdampak langsung pada sentimen masyarakat terutama di pasar keuangan.
"Kita harus melihat gas dan rem ini. Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident publik. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengkhawatirkan dampak pemberlakuan PSBB terhadap industri manufaktur yang sempat menggeliat. Ia menuturkan, PSBB Jakarta ini akan sangat banyak memberi dampak pada industri manufaktur.