"Mas, bagaimana caranya agar tulisanku bisa terpilih headline di Kompasiana?" tanya seorang teman yang baru belakangan ini menulis di Kompasiana.
"Wah, kalau itu jujur aku gak bisa memberi tips yang tepat. Pemilihan Konten Utama alias Headline itu hak prerogratif admin atau tim konten Kompasiana. Mereka punya parameter tersendiri. Coba lihat halaman FAQ, ada kok tercantum di sana prioritas artikel yang bisa terpilih jadi headline."
"Nah, itu dia mas. Aku sudah berusaha memenuhi unsur keunggulan seperti yang ada di halaman FAQ. Tapi sampai sekarang belum ada satu pun tulisanku yang terpilih headline. Malah kalau kuperhatikan, yang terpilih jadi headline tulisan milik orang-orang tertentu saja."
"Masa sih?" tanyaku penasaran.
"Mas perhatikan saja. Seperti ada pola tertentu. Kalau tidak si A, B, C, pasti si D. Padahal setelah kubaca-baca, tulisannya juga biasa saja. Tidak ada keunggulan khusus dibandingkan tulisan dengan tema yang hampir sama milik penulis lain. Yang kutangkap, mereka yang tulisannya sering headline itu seperti jadi 'anak emasnya' Kompasiana."
"Jangan berprasangka begitu ah. Memangnya kamu punya bukti kalau penulis-penulis yang artikelnya sering headline itu anak emasnya Kompasiana?"
 "Lho, aku gak berprasangka Mas. Nyatanya memang seperti itu. Misalnya, untuk kategori A, pasti yang sering jadi headline tulisannya si B. Untuk kategori C, giliran artikelnya si D yang terpilih headline. Jadinya orang-orang yang sama berulangkali terpilih headline. Memangnya gak ada artikel yang lain apa?" kata temanku ngotot.
"Sabar, tak usah bicara begitu sampai otot lehermu keluar semua tuh. Seperti yang kubilang tadi, pemilihan artikel headline itu hak prerogratif tim konten Kompasiana yang tak dapat diganggu gugat oleh penggunanya. Mereka pasti punya pertimbangan sendiri, mengapa 'hanya' orang-orang itu saja yang berulangkali tulisannya terpilih jadi konten utama.
Kalau kamu lihat di halaman FAQ, salah satu keunggulan yang jadi pertimbangan Kompasiana adalah Kepakaran: Memiliki skill atau kemampuan dalam menganalisa atau membahas suatu isu sesuai kepakaran pembuat konten.
Artinya apa, orang-orang itu dianggap spesialis dalam membahas topik atau isu-isu sesuai dengan bidang kepakarannya. Si B misalnya, dianggap pakar dalam kategori A. Si D, dianggap spesialis dalam kategori C. Maka, dibandingkan tulisan milik orang yang generalis atau awam, sudah tentu Kompasiana akan memilih tulisan spesialis.