Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Menteri, Anak-anak Disuruh Belajar Online atau Belajar Mandiri?

4 Agustus 2020   20:42 Diperbarui: 4 Agustus 2020   20:36 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selama pandemi, anak-anak seolah disuruh belajar mandiri (ilustrasi: shutterstock)

"Anak-anak, hari ini belajar mandiri mengerjakan LKS Matematika halaman 18 bagian C. Nanti jam 11 Ibu akan memberi kunci jawabannya. Kalian bisa membandingkan hasil pengerjaan kalian dengan kunci jawaban yang Ibu sediakan. Jangan lupa berdoa dulu sebelum mengerjakan ya."

Matematika, Momok Bagi Siswa Saat Belajar Dari Rumah

Sejak jam 08.00, anakku yang duduk di kelas 6 SD mulai mengerjakan soal-soal LKS Matematika, atau yang dalam istilah gurunya "belajar mandiri". Di grup WhatsApp siswa, Ibu guru tidak memberi petunjuk sama sekali bagaimana cara mengerjakan soal hitungan pecahan sederhana, pecahan campuran atau hitungan desimal.

Untung bagi anakku, orangtuanya bekerja dari rumah. Sesekali apabila ada soal yang sulit, aku dan istriku bergantian memberi petunjuk cara pengerjaannya. Meskipun harus diakui, untuk mengajari anak sendiri kami juga harus ikut belajar kembali.

Aku jadi membayangkan, bagaimana dengan siswa yang orangtuanya sibuk bekerja di luar rumah? Siapa yang akan menunjukkan dan mengajari mereka cara mengerjakan soal-soal matematika?

Beberapa orangtua siswa teman anakku bercerita mereka akhirnya  memanggil guru les privat, atau mengirim anak-anaknya ke tempat guru-guru les untuk mendapat pelajaran tambahan yang lebih intensif. Tapi, tidak semua siswa punya orangtua yang peduli dan punya kelebihan rezeki.

Bagi anak-anak, matematika tidak bisa dipelajari dengan cara dilepas begitu saja. Untuk pelajaran lain semisal bahasa, ilmu pengetahuan alam dan sosial, anak-anak mungkin bisa belajar mandiri tanpa perlu dibimbing lagi. Pelajaran-pelajaran semacam ini lebih membutuhkan keterampilan menghafal. Cukup diberi arahan, anak-anak bisa membaca materi pelajaran dan menghafalkan poin-poin pentingnya.

Namun, hal ini tidak berlaku di pelajaran matematika. Pelajaran yang satu ini jelas tidak bisa dihafal. Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan keterampilan berhitung dan latihan mengerjakan soal berulangkali. Dan, ini tidak bisa diajarkan tanpa ada pendampingan.

Siswa Disuruh Belajar Online Atau Belajar Mandiri?

Usai memberi latihan soal, pukul 11 Ibu Guru memberi kunci jawaban soalnya di grup WhatsApp. Para siswa diminta mencocokkan jawaban, lalu menilai hasil pekerjaan mereka. Siswa kemudian disuruh memasukkan nilai melalui Google Form yang sudah dibuat oleh Ibu Guru.

"Anak-anak, jangan sampai tidak memperhatikan pembelajaran ya. Jangan salahkan Ibu Guru bila nanti nilai di raport kalian kosong karena tidak mengumpulkan tugas yang diberikan. Bagi yang tidak punya HP usahakan cari tahu informasi dan tugas-tugas"

Pesan Ibu Guru di grup WhatsApp tersebut membuatku tambah mengernyitkan kening, tidak mengerti sekaligus membuatku sedikit naik darah. Lha kok bisa si Ibu Guru tidak mau disalahkan bila siswanya tidak mengikuti pembelajaran? Kok bisa si Ibu Guru malah tidak mau tahu bila siswanya tidak punya HP hingga tidak bisa belajar online seperti teman-temannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun