Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis Lain Bukan Pesaingmu, Mereka Sahabat Terbaikmu

18 Juli 2020   00:19 Diperbarui: 18 Juli 2020   00:15 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun satu sama lain adalah cara yang sangat kuat bagi kita untuk tetap termotivasi menulis (ilustrasi: unsplash.com/Andraz Lazic)

Bodoh sekali kalau kamu menganggap penulis lain itu sebagai pesaing. Eits, jangan keburu marah. Baca dulu pelan-pelan penjelasanku, lalu nilai sendiri apakah benar pernyataanku tadi.

Perasaan Bersaing Karena Egoisme Pribadi

Hidup itu kompetitif. Dalam setiap profesi, selalu ada persaingan. Setiap orang mendambakan validasi atau pengakuan untuk setiap hasil karya yang mereka ciptakan atau pekerjaan yang mereka lakukan. Kita semua ingin menunjukkan yang terbaik. Karya terbaik, pekerjaan terbaik.

Saat berkompetisi tersebut, tak pelak kita cenderung menganggap orang lain yang ikut serta sebagai pesaing. Perasaan bersaing ini timbul dari motif egoisme yang hampir pasti dimiliki semua penulis. 

Setiap penulis memiliki keinginan/obsesi untuk terlihat pintar, untuk dibicarakan orang lain, untuk diingat setelah kematiannya, untuk menunjukkan jati diri pada orang dewasa yang pernah mengolok-oloknya di masa kecil, dan lain-lain.

Adalah bohong besar untuk berpura-pura bahwa egoisme ini bukan motif yang (paling) kuat. Para penulis berbagi karakteristik ini dengan para ilmuwan, seniman, politisi, pengacara, tentara, pengusaha sukses - singkatnya, dengan seluruh lapisan manusia.

Setiap kesuksesan yang diraih manusia pada dasarnya memiliki motif egois. Cobalah merenung sejenak, selain motif-motif yang lain bukankah kita memiliki keinginan untuk dikenang, sekecil apa pun itu kita dapat merasakannya dalam hati dan pikiran.

Kita ingin tulisan kita dibaca, untuk kemudian orang mengingat bahwa tulisan itu kita lah yang menulisnya. Apalagi ketika karya tulis kita mencetak kesuksesan yang besar. Buku kita menjadi best seller dunia. Ego kita akan tumbuh semakin besar.

Boleh saja kita mengelak bahwa apa yang kita tuliskan itu sebagian besar karena kita ingin berbagi ilmu atau karena untuk mencari nafkah. Namun akuilah bahwa di sudut terpencil hati nurani kita, ada setitik keinginan untuk menunjukkan jati diri kita sebagai penulis.

Meski Berkompetisi, Jangan Menganggap yang Lain Sebagai Pesaing

Meski begitu, keras dan ketatnya iklim kompetisi dunia penulisan tidak lantas membuat kita menganggap penulis lain sebagai pesaing. Sebaliknya, mereka adalah sahabat terbaik kita.

Ambil contoh saat mengikuti kompetisi menulis atau blog competition. Setiap peserta tentu ingin menang, menjadi juara dan merebut hadiahnya. Meski begitu, tidak semestinya kita selalu menganggap orang lain yang ikut dalam kompetisi itu sebagai pesaing selamanya. Iklim persaingan itu hanya terjadi di tengah kompetisi, jangan dibawa ke dalam hati dan kehidupan pribadi.

Teladan Persaingan dari Muhammad Ali dan Joe Frazier

Aku beri contoh kisah dari petinju terbesar sepanjang masa, Muhammad Ali saat hendak bertanding melawan salah satu petinju legendaris lainnya, Joe Frazier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun