Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Langkah Memperbaiki Estetika Tulisan

16 Juni 2020   07:25 Diperbarui: 16 Juni 2020   07:22 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan memperhatikan estetika tulisan, kita bisa menyajikan artikel yang bisa dinikmati dan memuaskan pembaca (gambar: unsplash.com/Arnel Hasanovic)

Menurutmu, apa yang membuat sebuah tulisan layak dan enak dibaca?

Konten (isi), atau tampilannya?

Ada tulisan yang isinya bagus, tapi tampilannya berantakan. Ada tulisan yang isinya biasa-biasa saja, tapi cara penulis menyajikan di media begitu bagusnya. Mana yang kamu pilih?

Konten yang menarik sekaligus penyajiannya yang indah, bukan begitu?

Sama seperti saat kamu memilih makanan. Meski rasanya enak tapi kalau cara penyajiannya berantakan, tentu seleramu berkurang atau malah hilang. Dengan kata lain, sesuatu bisa dinikmati dengan enak kalau mengandung nilai estetika yang baik.

Definisi Estetika

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu definisi estetika. Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani "aesthetike" dan diperkenalkan pertama kali oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735.

Menurut Baumgarten, estetika berarti "ilmu tentang bagaimana segala sesuatu diketahui melalui indera."

Sebagai ilmu, estetika masuk dalam cabang filsafat, spesies dari teori nilai atau aksiologi, yang merupakan studi tentang nilai-nilai sensorik atau sensori-emosional, kadang-kadang disebut penilaian sentimen dan rasa. Estetika sangat erat kaitannya dengan filosofi seni.

Lalu, dari mana sebuah karya seni memiliki nilai estetika yang baik?

Menurut Immanuel Kant dan David Hume, penilaian estetika biasanya melampaui diskriminasi sensorik. Menilai sesuatu itu "indah" berbeda dari sekadar "sesuai" karena, "Jika ia menyatakan sesuatu itu cantik, maka ia membutuhkan kesukaan yang sama dari yang lain; ia kemudian menilai tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk semua orang, dan berbicara tentang keindahan seolah-olah itu adalah harta benda. "

Penilaian keindahan bersifat indrawi, emosional, dan intelektual sekaligus. Demikian juga, penilaian estetika mungkin dikondisikan secara budaya sampai batas tertentu. Penilaian estetika juga dapat dikaitkan dengan nilai ekonomi, politik, atau moral.

Kita mungkin menilai mobil listrik Tesla itu indah atau cantik sebagian karena keinginan kita menjadikannya sebagai simbol status. Sementara bagi yang lain mungkin menilai mobil itu menjijikkan karena itu menandakan pola konsumsi yang berlebihan dan menyinggung nilai-nilai politik atau moral masyarakat sekitar.

Bahasa sederhananya, nilai estetika tergantung kesepakatan bersama. Kita bisa menilai sebuah karya seni itu indah selama ada orang lain yang memiliki perasaan yang sama terhadap karya seni tersebut.

Estetika Dalam Karya Tulis

Sebagai karya seni, tulisan juga tak luput dari pertimbangan estetika. Dalam esainya "Why I Write", George Orwell mengatakan antusiasme estetika termasuk dalam salah satu motivasi menulis.

Menurut Orwell, setiap tulisan memiliki estetika. Bahkan seorang penulis pamflet atau penulis buku teks sekalipun memiliki kata-kata dan frasa kesayangan yang menarik dan ingin ia tunjukkan pada pembaca. Pertimbangan lebar margin tulisan, tipografi hingga pola kelurusan tulisan, ini semua juga termasuk dalam nilai estetika karya tulis. Tidak ada satu pun buku atau karya tulis yang bebas dari pertimbangan estetika.

Kalau begitu, seperti apa estetika tulisan itu?

Kalau kita lihat penjelasan George Orwell, estetika tulisan terdapat pada kandungan (kata-kata yang dirangkai penulis) serta kemasan (bagaimana penulis menyajikannya). Nilai estetika tulisan pada pamflet tentu berbeda dengan nilai estetika tulisan pada buku.

Begitu pula nilai estetika pada tulisan fiksi berbeda dengan estetika non fiksi. Nilai estetika jurnal ilmiah berbeda dengan artikel populer. Dengan kata lain, nilai estetika karya tulis tergantung pada jenis dan media tempat karya tulis tersebut disajikan.

3 Langkah Memperbaiki Estetika Tulisan yang Disajikan Online

Nah, karena sekarang ini kebanyakan karya tulis diterbitkan online, kita akan belajar bersama cara memperbaiki estetika tulisan yang diterbitkan online.

Anggap saja saat ini kamu sudah menyelesaikan tulisanmu. Karya tulis yang kamu anggap sangat berkualitas, baik dari sisi tema maupun gaya penulisan.

Tentunya kamu ingin tulisanmu ini dibaca banyak orang. Kamu seolah ingin menunjukkan pada dunia, "Hei, ini karya tulis terbaikku."

Tapi, bagaimana caranya memastikan pemirsa di dunia maya tertarik dan mau membacanya?

Bayangkan saat kamu berbelanja di supermarket. Menurutmu, apa yang kira-kira akan segera menarik perhatian dan kamu langsung ingin membeli barang tersebut?

Kemasan.

Ya, tulisan juga butuh kemasan yang baik. Mungkin kita tidak akan pernah tahu bagaimana isi dari kemasan itu, tapi setidaknya ini langkah awal untuk mulai menarik perhatian pemirsa.

Sekarang kita lanjutkan pertanyaannya: Bagian mana dari kemasan itu yang akan dengan cepat dilihat?

Atau kita persempit pertanyaannya: Apa hal pertama yang akan dilihat orang ketika mereka menemukan artikelmu di internet?

1. Gambar atau foto

Gambar inilah yang menarik perhatian pembaca.

Maka, kalau kamu ingin memperbaiki estetika tulisanmu, langkah pertama adalah menyediakan gambar yang menarik. Tapi, gambar yang menarik saja tidak cukup, melainkan juga harus sesuai dengan tema tulisannya.

Dalam hal gambar artikel, kamu punya dua pilihan: gambar ilustrasi atau foto kejadian, tergantung jenis atau tema tulisanmu.

Kalau tulisanmu berupa jurnalistik atau temanya aktual, pembaca lebih menyukai foto yang benar-benar menceritakan fakta. Sedangkan kalau tulisanmu berupa artikel populer dengan tema tertentu, gambar ilustrasi saja sudah cukup.

Tentunya, untuk menempatkan gambar dalam artikel, kamu harus memperhatikan dengan serius masalah hak cipta. Untuk gambar ilustrasi, kamu bisa mendapatkannya di situs-situs penyedia foto gratis seperti unsplash atau pixabay. Sedangkan kalau kamu mengambil foto kejadian, usahakan kamu cantumkan nama fotografernya dan dari situs mana kamu mengambilnya.

Kamu juga dapat menambahkan sentuhan pribadi dari gambar ilustrasi. Kamu bisa melakukannya dengan mengolahnya melalui aplikasi Canva.

Poin penting dari langkah pertama ini adalah: Jangan sampai kamu gunakan gambar yang pernah kamu pakai atau pernah digunakan orang lain. Karena gambar yang pertama kali dilihat, tentunya pembaca akan dengan cepat mengidentifikasi tulisanmu sama dengan tulisan yang memuat gambar yang sama.

2. Judul

Setelah mata pembaca tertaut pada gambar, apalagi yang menarik perhatian mereka?

Judul.

Yang pertama kali dibaca pemirsa tentu saja judul artikel. Ini adalah titik presentasi kritis berikutnya. Kamu akan kehilangan sebagian besar pembaca potensial hanya karena gambar dan judul artikelmu terasa biasa-biasa saja.

Hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk membuat judul yang menarik adalah tidak meletakkan hal pertama yang muncul di kepala. Aku biasanya berlatih membuat 25 judul untuk satu artikel sebelum ditayangkan.

Serius.

Seperti umpan, judul yang baik akan dengan cepat menarik perhatian pembaca. Judul yang menarik bukan judul yang "clickbait", karena artikel yang "clickbait" seringkali isinya meragukan atau tidak ada jaminan isi artikel sesuai/sama dengan judul yang ditawarkan.

Judul yang baik harusnya yang "klik banget", yakni judul yang dapat memicu emosi dan minat atau rasa ingin tahu pembaca. Berikut sedikit tips judul yang "klik banget":

  • Judul berupa pertanyaan, misalnya : Bagaimana Nasib Siswa SMK Jika Harus Terus Belajar Dari Rumah?
  • Judul yang diawali dengan angka, misalnya: 3 Langkah Memperbaiki Estetika Tulisan
  • Judul dengan unsur negatif, misalnya: Jangan Lakukan Hal Ini Bila...bla bla bla
  • Judul yang memberi petunjuk, misalnya: Cara Memonetasi Akun YouTube
  • Judul dengan informasi spesifik, misalnya: 5 Rumor Google Foldable Smartphone: Dari Sensor Biometric hingga OS Android 11

3. Estetika Tekstual

Setelah menarik perhatian pembaca lewat gambar dan judul, tugas berikutnya adalah mempertahankan minat pembaca.

Tema tulisan tentu menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah pembaca memilih untuk terus membaca atau bahkan menutup artikel begitu saja. Tetapi, estetika tekstual juga akan sangat mempengaruhi opini keseluruhan pembaca tentang artikel tersebut.

Pada umumnya, pembaca artikel online tidak suka dengan teks yang seolah tak ada ujungnya. Pembaca online juga cenderung lebih suka memindai artikel terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membaca. Berikut beberapa tips untuk memperbaiki estetika tekstual artikel online:

  • Buat artikel dalam paragraf pendek, maksimal 4 kalimat per paragraf
  • Pisahkan keseluruhan artikel dengan beberapa sub-judul
  • Tandai bagian-bagian yang penting dengan menebalkan tulisan atau memberi warna yang berbeda
  • Buat listicle atau daftar alih-alih menuliskannya dalam paragraf yang panjang

Penutup

Selamat. Sekarang kamu sudah berhasil memperbaiki estetika tulisanmu.

Dengan memperhatikan estetika tulisan, kita bisa menyajikan artikel yang tak hanya menarik untuk dibaca, tapi juga dapat dinikmati dan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi pembacanya.

Aku pribadi suka proses menulis, tak hanya merangkai kata-katanya, tapi sekaligus proses menyajikannya.  Bagiku, ini adalah seni menulis yang tidak banyak diketahui dan dihargai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun