Adakah pasangan muda sekarang yang masih menulis surat cinta?
Mungkin ada, tapi sedikit sekali.
Efek perkembangan teknologi merupakan salah satu penyebab pasangan muda jaman sekarang tidak mempunyai kenangan seperti yang kupunya: surat cinta.
Mereka lebih suka berkomunikasi dengan kecanggihan teknologi melalui berbagai media sosial dan aplikasi perpesanan di gadget mereka. Padahal, kecanggihan teknologi ini punya kelemahan: yakni tidak bisa disimpan untuk dikenang.
Coba jawab, apakah kalian wahai pasangan muda jaman sekarang bisa mengingat kembali apa saja pesan/komunikasi langsung dengan pasangan yang kalian sampaikan melalui gadget canggih itu? Apakah kalian masih menyimpan segala macam sms/whatsapp/bbm/line dengan si dia?
Beda dengan generasi dulu, yang cara berkomunikasi jarak jauhnya melalui sistem manual, surat cinta. Tentu jika rajin menyimpan, kenangan akan romantisnya surat cinta masih terjaga.
Romantisnya Kenangan Surat Cinta
Sewaktu kuliah dulu, aku sering bertukar surat cinta. Dengan siapa lagi kalau bukan dengan pasangan yang sekarang mendampingi hidupku?
Enggak perlu pakai kertas surat yang mahal dan wangi. Cukup selembar kertas robekan buku atau notes yang didapat dari berbagai kegiatan yang sempat kami ikuti.
Isinya? Apa saja, mulai dari sekedar menanyakan kabar, cerita tentang perkuliahan, teman-teman, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Tentu saja, tak lupa sedikit dibumbui kata-kata rayuan yang romantis yang kebanyakan kami kutip dari buku-bukunya Kahlil Gibran.
Dan harus diakui, melalui surat-surat yang dibaca tersebut, kami bisa lebih berimajinasi. Lebih bisa membayangkan tentang apa yang kami tulis dalam surat tersebut, daripada berbicara langsung bertatap muka.