Ditutupnya gerai McDonald's Sarinah Jakarta Pusat menyisakan polemik kesehatan yang serius. Ratusan orang yang berkerumun menyaksikan detik-detik penutupan gerai restoran cepat saji yang melegenda ini dikhawatirkan menimbulkan cluster penularan virus corona yang baru.
Dalam postingan di akun twitter Koalisi Pejalan Kaki @trotoarian yang viral, terlihat ratusan massa berkerumun tidak mematuhi aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih berlaku di masa pandemi Covid-19. Sontak, netizen pun merasa geram sekaligus khawatir akan timbulnya klaster penularan virus corona.
"Semoga tidak muncul cluster McD Sarinah ya?" cuit akun Twitter Koalisi Pejalan Kaki @trotoarian.
"Sudah pasti (akan terjadi cluster). Dalam konteks pandemik, tugas Pemda DKI dan manajemen untuk mendata siapa yang berkumpul di situ. Harus didata dan Pemda DKI Jakarta tidak boleh mendiamkan," kata pendiri Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Safrudin saat dihubungi detikcom, Senin (11/5/2020).
Dirinya menyayangkan ketidakpatuhan masyarakat hanya demi menyaksikan detik-detik penutupan McDonald's Sarinah.
"Kan PSBB sampai 22 Mei, kalau tdak ada perpanjangan setelah itu kalau mau keluar silakan, tapi selama belum ada pencabutan, kita patuhi itu," pungkasnya.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat akan adanya cluster sarinah tersebut, Humas IDI dr. Halik Malik juga turut menyayangkan peristiwa ini bisa terjadi. Pasalnya, masyarakat adalah garda terdepan yang dapat memutus rantai penularan pandemi COVID-19 dengan mematuhi imbauan pemerintah dan anjuran para ahli. Termasuk disiplin menjalankan protokol kesehatan selama PSBB.
"Solidaritas sosial yang ada di masyarakat dan disiplin sosial dari setiap individu adalah kunci dalam memutus rantai penularan di setiap wilayah dengan secara konsisten menjalankan protokol kesehatan," ujar dr. Halik Malik saat dihubungi Okezone via pesan singkat, Senin (11/5/2020).
Sayangnya, pihak kepolisian menanggapi dengan enteng aksi kerumunan massa di McDonald's Sarinah. Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan dari aksi kerumunan tersebut selama masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Sepanjang mereka menerapkan jaga jarak, pakai masker dan jaga kebersihan tidak masalah, kan. Yang memiliki penyakit bawaan, sebaiknya menyadari untuk lebih hati-hati karena sejauh vaksin belum ditemukan, kita harus membiasakan hidup bukan hanya dengan virus Corona," kata Agus ketika dihubungi Tirto, Senin (11/5/2020).