Sudah berapa lama anak-anak kita belajar dari rumah?
Saking lamanya dan membosankan kita sampai lupa, benar tidak? Biar tidak lupa, saya coba ingatkan kembali.
Anak-anak kita disuruh belajar dari rumah sejak 16 Maret 2020, sesuai kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi. Jadi, sudah hampir 2 bulan anak-anak belajar dari rumah secara online.
Bosan dengan Belajar Online
Seandainya ada survei yang mempertanyakan apakah anak-anak kita puas dan senang saat belajar dari rumah, saya yakin hampir 100 persen akan menjawab tidak senang.
Selain berbagai masalah yang timbul saat belajar dari rumah, satu alasan utama yang membuat anak-anak tidak kerasan belajar dari rumah adalah rindu suasana sekolah. Rindu teman-teman sekolah, rindu dengan para guru yang selama ini mengajar mereka.
Beberapa waktu lalu, saya dikirimi rekaman video anak TK yang melakukan video call dengan gurunya. Sambil menangis tersedu sedan, si anak mengatakan rindu sama ibu guru.
Tidak ada yang menampik perkembangan teknologi memungkinkan pendidikan kita melakukan pembelajaran jarak jauh. Secara teori memang bisa, tapi praktiknya tidak semudah yang dikatakan para ahli.
Jika 2 bulan saja para siswa sudah tidak betah belajar dari rumah, bagaimana seandainya mereka diharuskan belajar dari rumah sampai akhir tahun?
Tiga Skenario Pembelajaran Siswa Saat Pandemi Corona
Ini skenario terburuk yang tengah disiapkan Kemendikbud. Pasalnya, pandemi Covid-19 tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya. Sekalipun saat ini kurva kasus positif tengah melambat, bukan berarti kehidupan kita bisa berjalan normal secepatnya.
Untuk itu, Kemendikbud menyiapkan tiga skenario pembelajaran siswa, khususnya di tingkat dasar dan menengah.