Jumlah kasus positif corona di Indonesia kian hari semakin meningkat. Mengawali bulan April ini, kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 2000 kasus.
Bulan Juli, Diperkirakan Ada 100 Ribu Kasus Positif Corona
Diperkirakan, jumlah positif corona di Indonesia bisa mencapai lebih dari 100 ribu kasus pada bulan Juli. Estimasi ini didasarkan pada hasil pemodelan yang dilakukan Badan Intelejen Negara (BIN) yang kemudian disampaikan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo.
"Estimasi jumlah kasus di Maret 1.577 masukan BIN. Ini relatif akurat. Estimasi akhir April 27.300, puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI yang digelar secara virtual.
Dari estimasi tersebut, kemudian ditambah dengan tingkat kefatalan (fatality rate) Covid-19 di Indonesia yang mendekati angka 10%, diperkirakan 10 ribu warga Indonesia kehilangan nyawa akibat virus corona. Sungguh mengerikan.
Segala daya upaya sudah dilakukan pemerintah, baik pusat dan daerah untuk membendung penyebaran virus corona. Segala macam kekuatan dan sumber daya sudah dikeluarkan pemerintah untuk mengantisipasi keganasan virus corona. Namun, manusia boleh berharap, Allah yang menentukan.
Tak salah apabila kita menyambut ajakan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar untuk berdoa memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar wabah corona di dunia ini bisa segera berakhir.
Doa Sebagai Senjata Agar Pandemi Corona Segera Berakhir
Ajakan ini disampaikan dengan mendasarkan sejarah para Nabi dalam menyelesaikan wabah virus yang menimpa umatnya saat itu dilakukan dengan pendekatan kepada Allah dan usaha dari manusia. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Sholeh Alaihis Salam.
"Mari berdoa, mari kita ngaji bareng, mari kita evaluasi diri, mari kita bertahannus ya, apa yang salah," kata Nasaruddin.
Guru Besar UIN Jakarta itu mengaku percaya di dalam konsep keagamaan khususnya Islam, ketika manusia gagal menjadi khalifah di dunia maka yang terjadi seperti sekarang, wabah bisa tiba-tiba turun kepada mereka. Sebaliknya, jika kita tunduk pada kehendak Tuhan maka alam juga akan tunduk kepada kita sebagai khalifah.
"Nah nanti kita perlu berdoa bersama apa pun agama kita, apapun mazhab kita, jangan doakan keluarganya sendiri, pelit banget. Jadi kita doakan bangsa kita, doakan umat manusia sedunia agar virus corona ini tidak jadi fenomena internasional. Karena ini kan menurunkan martabat kemanusiaan saat ini," tukasnya.
Ya, pandemi Covid-19 ini menyadarkan pada kita bahwa sebagai manusia kita tidak punya daya apapun. Kita tak punya kekuatan apapun. Kita sekumpulan makhluk yang lemah di hadapan ke-MahaPerkasaan-Nya.
Menghadapi makhluk sangat kecil yang kita sebut Corona ini, tatanan dunia hancur. Segala sektor kehidupan menjadi berantakan.
Tak ada yang berani memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Yang bisa mereka lakukan hanya terus berusaha menemukan obat dan vaksinnya. Lantas, mengapa tidak kita tambah dengan doa sebagai bentuk permohonan dan ampunan kepada Tuhan?
Berdoalah, Mungkin Doamu yang Akan Dikabulkan Tuhan
Di hari-hari yang penuh dengan kabut kecemasan ini, doa adalah senjata kita, selain segala daya upaya. Untuk mengetuk pintu langit, membujuk Sang Maha Segalanya.
Agar berkenan melipur hati dan jiwa yang gelisah. Agar berkenan mengangkat musibah dan wabah. Agar berkenan melindungi segenap anak negeri ini. Menjaga para dokter, perawat dan segenap tenaga medis serta semua orang yang sudah berjuang melawan pandemi.
Berdoalah kawan. Meski engkau seorang yang terjerumus dalam kubangan dosa. Berdoalah, meski engkau seorang yang tak pernah dilihat sebagai ahli ibadah. Jangan remehkan dirimu, jangan remehkan doa dan permohonanmu.
Mungkin, dari berjuta doa yang melesat, doamu yang menembus pintu langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H