Jika dalam kondisi biasa, pulsa atau kuota internet masih bisa dibatasi dan termasuk kebutuhan sekunder, dalam situasi pandemi covid-19 saat ini pulsa menjadi kebutuhan pokok. Terlebih bagi anak-anak sekolah.
Belajar online sudah tentu membutuhkan kuota internet. Memang, ada beberapa platform seperti Google G-Suite for Education yang salah satu fiturnya bisa diakses secara offline. Namun, secara umum anak-anak membutuhkan kuota internet yang lumayan besar untuk memenuhi target belajar mereka.
Pemerintah sendiri sudah membatalkan Ujian Nasional (UN) tahun 2020. Namun, siswa tetap diharuskan mengikuti ujian sekolah yang dilakukan secara online. Sekalipun menurut kebijakan terbaru dari pemerintah terkait pandemi corona, ujian sekolah tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.
Seperti putri saya yang duduk di kelas 9 SMP. Senin besok (30/3) dia harus meneruskan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang tertunda karena sekolah mendadak harus diliburkan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Pihak sekolah sudah menyiapkan mekanisme ujian jarak jauh (online), yakni melalui portal resmi sekolah.
Sementara untuk belajar online, putri saya mengerjakan tugas sekolah dan pembelajaran online melalui Google Classroom.
Di sinilah kebutuhan pulsa dan kuota internet menjadi kebutuhan utama. Bagi orangtua yang rumahnya sudah dilewati jaringan fiber optik dan berlangganan internet kabel, hal ini tentu tidak jadi masalah. Namun, bagaimana dengan orangtua siswa yang mengandalkan jaringan internet dari operator seluler? Kuota internet mereka tentu akan membengkak, dan pengeluaran rumah tangga akan semakin besar.
Saya pernah menghitung, untuk belajar online lewat Google Classroom, rata-rata dalam satu hari membutuhkan kuota internet sekitar 200 MB. Bisa dibayangkan sendiri, untuk sepuluh hari belajar online di rumah, siswa bisa menghabiskan kuota 2 GB atau sekitar 25 ribu, tergantung operator selulernya.
Ini baru kuota internet untuk belajar, belum kuota internet untuk bekerja dan hiburan selama di rumah saja.
Ketika Layanan Wifi.id Ditutup dengan Alasan Mengurangi Penyebaran Virus Corona
Ambil contoh saya pribadi. Sehari-hari, pekerjaan saya tak lepas dari perangkat digital dan internet. Selama ini, saya tertolong dengan kehadiran wifi.id home yang dipasang Telkom Indonesia di dalam rumah.
Dengan wifi.id home ini, saya hanya perlu membeli voucher wifi.id seharga 50 ribu untuk pemakaian internet selama 30 hari untuk pemakaian satu user. Di rumah, voucher tersebut saya gunakan bergantian dengan putri saya yang membutuhkannya untuk belajar online. Sedangkan untuk kebutuhan internet di luar rumah saya membeli kuota "ketengan" dari operator seluler.
Mendadak, saat mengakses wifi.id home sore tadi (29/3), beranda halaman login menampilkan pengumuman bahwa untuk sementara wifi.id ditutup karena mengikuti himbauan pemerintah. Alasannya, untuk mengurangi keramaian dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.