Sudah tiga hari putri sulung saya menderita demam dan batuk. Dengan nada prihatin sekaligus sedikit bercanda, adiknya berkata, "Semoga gak kena 'covid nineteen' Mbak."
"Hush, gak boleh gitu. Di doakan lekas sembuh gitu lho Dik," kata ibunya menasehati.
"Adik tahu 'covid nineteen' dari mana?" tanya saya sedikit heran.
Setahu saya, orang awam dan anak-anak lebih sering menggunakan kata "corona". Lha anak saya malah menggunakan istilah ke-inggris-inggris-an.
"Dari internet pak. Di YouTube juga ada," katanya tanpa menyebutkan nama channelnya.
Efek dari social distancing dan liburan sekolah karena pandemi corona ini, peraturan penggunaan internet dan gadget di rumah sedikit saya longgarkan. Selain untuk keperluan belajar, juga untuk menghibur anak-anak agar tidak cepat merasa bosan.
"Memangnya apa sih 'covid nineteen' itu?" tanya saya mengetes pengetahuan si bungsu.
"Virus pak," jawabnya tanpa ragu.
"Iya, virus apa?"
"Virus yang bikin orang sakit, Pak," jawabnya sambil tersenyum cengengesan.